Review Kisah untuk Geri – Erisca Febriani (2019)

Review Kisah untuk Geri – Erisca Febriani (2019)

Belum lama ini, salah satu novel Erisca Febriani yakni Kisah untuk Geri, telah diadaptasi menjadi series oleh MD Entertainment. Apakah kamu sudah nonton? Kalau belum, bisa banget nonton di we tv atau iflix. Buruan, karena sekarang sudah masuk episode 5.

Nah, berhubung sejak akhir tahun kemarin saya lagi gandrung banget nonton series, tentu kali ini saya nggak mau ketinggalan. Yup, saya mengikutinya sejak pertama tayang. Apa efeknya? Setiap minggunya saya selalu penasaran. Bagaimana enggak? Saya yang dari dulu merencanakan baca novelnya, tapi nggak jadi-jadi. Eh, tetiba diadaptasi jadi series.

Oleh karena itu, saya baca novelnya dulu. Yah, hitung-hitung sambil nunggu episode 6 tayang. Mungkin di akhir tulisan ini saya juga akan membuat sedikit komparasi atau perbandingan antara novel dan seriesnya. Penasaran?

Sinopsis Kisah untuk Geri

“Hidup ini bisa bahagia setelah menemukan kata cukup. Jadi kalau sudah cukup, harus bersyukur, jangan jadi manusia rakus.” (hal 207)

Nah, novel ini dimulai dengan kehidupan Dinda yang berubah 180 derajat setelah ayahnya ditangkap KPK karena melakukan korupsi. Dia yang awalnya hidup serba mewah, dipaksa keluar dari rumah dan menjalani kehidupan baru di rumah kontrakan kecil.

Tak hanya itu, di sekolah ia dibully teman-temannya. Pasalnya, sebelum ayahnya ditangkap, Dinda seringkali membully teman-temannya. Dia yang tergabung dalam geng The Satan, memiliki fisik sempurna, dan ayah yang punya pengaruh yang kuat, membuatnya merasa memiliki power. Dinda terbiasa berperilaku semena-mena. Wajar, banyak yang nggak suka.

Saat itulah Dinda berada di titik terendah. Dia jatuh miskin, semua teman membully dan menjauhinya. Agar dia tetap bertahan, Dinda memiliki sebuah cara, yaitu menjadi pacar Geri, cowok yang ditakuti satu sekolah. Dia berusaha agar mendapat status itu, meskipun nggak mudah.

Review Kisah untuk Geri

“Uang memang bisa membeli segalanya, tapi uang nggak akan pernah bisa membeli waktu.” (hal 220)

Buku ini adalah buku ketiga Erisca yang saya baca setelah Hello Salma dan Thank You Salma. Novel ini adalah karya jebolan Wattpad yang sudah dibaca jutaan kali.

Saat membacanya, saya mencoba menyingkirkan bayang-bayang alur yang ada di seriesnya. Agak sulit sih, tapi saya mencoba sebisa mungkin. Kenapa? Karena ada beberapa perbedaan mendasar antara keduanya.

Sekarang kta mulai bahas novelnya dulu ya.

Teman-teman, ternyata novel ini adalah adalah prekuel series Dear Nathan. Ceritanya terjadi beberapa tahun sebelum Nathan dan Salma bertemu. Mungkin di bagian awal, kamu nggak bakal ngeh. Namun, di akhir cerita, mulai muncul Salma dan Nathan. Buat kamu yang kangen keduanya, bisa banget baca buku ini.

Sebelum membahas cerita, saya mau bilang kalau covernya sederhana dan cantik. Kenapa bunga matahari? Kamu akan mendapatkan jawaban dalam novelnya. Saya nggak akan spoiler di sini.

Seperti biasanya, Erisca mampu meracik kisah remaja menjadi sebuah cerita yang unik. Dia menghadirkan Dinda, sosok anak koruptor yang dibenci satu sekolah. Mungkin selama ini kita bertanya-tanya tenang nasib keluarga koruptor. Nah, kamu bisa melihat gambarannya di sini.

Kelebihan dan Kekurangan

Jangan sampai karena lo mau memukau semua orang, lo lupa untuk tetap jadi diri sendiri.” (hal 368)

Novel ini remaja banget. Buat kamu yang suka bacaan ringan, cukup manis, dan menghibur, cocok banget baca novel ini. Saya nggak akan meragukan kemampuan Erisca dalam mengemas cerita remaja yang sering dijumpai menjadi sebuah kisah menarik.

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang saya tandai. Menurut saya penulis terasa kurang tuntas dalam menyelesaikan konflik. Sebut saja tentang Dinda yang dituduh mencuri lipstik. Sampai akhir, saya nggak tahu siapa yang sebenarnya masukkan lipstik ke dalam tas Dinda. Yah, karena nggak dibahas lagi. Saya pikir nanti akan ada penjelasan. Namun, ternyata enggak. Atau mungkin saya terlewat membacanya? Tapi saya tebak itu Raini sih πŸ˜€

Kedua, saya benar-benar nggak paham dengan ibunya Dinda. Sebagai perempuan dewasa yang punya anak remaja, meninggalkan anaknya saat kondisi tersulit adalah anomali. Terlebih ibunya sayang betul dengan Dinda. Dengan dalih mencari kerja, ibu pergi begitu saja ke luar negeri, hanya meninggalkan selembar surat. Lagi pula untuk menjadi TKW, tentu banyak yang harus disiapkan. Kenapa semua bisa cepat sekali?

Menilik masa lalu Dinda yang serba dilayani, untuk berubah menjadi mandiri perlu proses. Jangankan itu. Proses penerimaan dari kaya menjadi miskin juga tak mudah. Pun dengan reaksi orang di lingkungannya yang pasti tak baik padanya. Penerimaan karakter terhadap keadaan terasa terburu-buru. Proses denial-nya tak banyak ditampilkan.

Saya juga merasa buku ini diakhiri dengan terburu-buru. Menuju akhir, kita diajak ngebut untuk menyelesaikan masalah ini-itu. Hmm, mungkin ekspektasi saya cukup tinggi ya. Karena saya sudah membaca Thank You Salma yang menurut saya dibawakan cukup baik.

Ada satu hal yang belum berubah dari novel Erisca sebelumnya, yakni tentang kesalahan pengetikan. Di sini ada cukup banyak saya temukan. Semoga ke depannya, Erisca bisa membuat karyanya lebih rapi ya.

Baca juga: Review Kisah untuk Dinda – Erisca Febriani

Perbandingan Novel dan Series

Setelah mereview novel Kisah untuk Geri, sekarang giliran seriesnya. Saya akan mencoba membandingkan keduanya. Apakah sama? Karena seringkali kita jumpai film atau series yang tak lebih menarik dari novelnya.

Sebelum membahas lebih dalam, mari kita ulas permukaannya dulu. Series Kisah untuk Geri ini diperankan oleh Syifa Hadju, Angga Yunanda, dan Jennifer Coppen. Series ini direncanakan akan tayang sebanyak 9 episode. Wah, puas tuh pasti nontonnya.

Mungkin karena pengaruh pembawaan aktor, Kisah untuk Geri terasa seru untuk ditonton. Selain itu, penulis naskah juga melakukan beberapa perubahan mendasar. Misalnya, status Geri dalam series sebagai yatim piatu yang tinggal bersama kakaknya. Nah, dalam novel ternyata Geri masih punya bapak.

Kemudian, karakter Raini. Dalam novel, dia adalah adik kelas yang takut-takut nih sama senior. Akan tetapi, dalam series, Raini ini berubah menjadi anak baru di kelasnya Geri. Karakternya lebih berani dan percaya diri. Satu lagi, dia nggak tampak se-study oriented seperti yang dijabarkan di buku.

Kedua, seperti yang sejak tadi saya sebut, yakni mengenai ibu Dinda yang pergi tiba-tiba, di series tampaknya memperbaiki itu menjadi lebih masuk akal. Ibu dan anak itu tinggal bersama dulu selama beberapa saat, baru kemudian si ibu pergi menjadi TKW. Nah, perubahan ini membuat cerita lebih believeable.

Alur yang digunakan pun nggak plek ketiplek dengan novelnya. Ada beberapa bagian yang berbeda, tetapi berbeda yang membuatnya lebih baik. Saya berharap series ini dapat mengakhiri kisah Geri dan Dinda dengan memuaskan.

Penutup

“Kalau lo nggak berusaha mendapatkan apa yang lo mau, jangan patah hati .kalau nanti lo ujungnya kehilangan.” (hal 374)

Harga novel Kisah untuk Geri ini Rp97.000. Memang agak mahal sih. Akan tetapi, kamu bisa mendapat harga yang lebih murah di toko-toko tertentu. Kalau beli di marketplace, bahkan bisa juga dapat diskon pengiriman juga.

Mungkin itu saja review Kisah untuk Geri kali ini. Seluruh tulisan ini murni dari pandangan saya pribadi dan nggak ada niat untuk menjelekkan satu atau lain pihak.

Oh iya, saya jadi penasaran dengan novel lanjutannya yang berjudul Kisah untuk Dinda. Bagaimana ya nasib gadis itu selanjutnya? Kisah untuk Dinda bisa kamu baca secara digital di storial.co. Kalau mau baca buku fisiknya, bisa juga kok. Kalau mau baca reviewnya, bisa banget baca di sini.

Akhirnya, saya beri 3 dari 5 bintang untuk Kisah untuk Geri! Selamat membaca dan menonton!

Judul : Kisah untuk Geri

Penulis : Erisca Febriani

Penerbit : Kata Depan

Tahun terbit : 2019

Tebal : 389 halaman

ISBN : 978-602-5713-85-9

7 comments found

  1. Wahh gak nyangka di novel ga dibahas siapa yg fitnah ttg pencurian lipstik ? aneh bgt si.? Makasih review-nya kak. Saya termasuk yg nonton series dulu baru baca wattpad-nya. ?

    By the way boleh gak saya dibisikin kak, kalau di series Raini kan ‘ternyata jahat’ krn suruhannya sepupunya, tp kalau di buku apakah sejahat itu juga? Soalnya di kisah untuk Dinda (novel) raini ketemu lg sama geri, kayak baik2 aja… :/

    Jujur bgttt saya pingin beli buku KUG tp kok lihat review-nya yg katanya nyambung sama Nathan jd malas. Krn saya gak baca Dear Nathan :/
    Juga kata kak Niki penyelesaian konfliknya banyak yg gak tuntas..? duh agak malas ya beli novel yg endingnya dipaksa selesai gitu..

    1. Hai, Gita. Waduh, jangan dibisikin dong, nanti spoiler πŸ˜€
      Btw, saya juga nggak baca Dear Nathan, Gita. Tapi menurut saya nggak masalah kok kalau langsung baca KUG. Oh iya, mengenai penyelesaian konflik memang agak mengecewakan sih. Tapi semua terbayarkan di buku kedua yang jauh lebih rapi dan memuaskan πŸ™‚

      1. hoo iyaya XD
        oh gituu, apa aku belinya KUD aja yah mbak? KUG nya udahlah lihat series-nya aja :_) nyambung gak yah mbak kalau baca KUD aja?

        1. Kalau Kak Gita penasaran banget sama versi novel KUG, bisa baca KUG aja dulu. Ada beberapa bagian yang ada di KUD, yang di novel KUG ada, tapi di seriesnya nggak ada. Tapi kalau harus milih, menurutku sih beli KUD aja. Inshaallah nyambung kok kalau baca KUD, karena bagian-bagian di novel KUG dibahas sedikit di novel keduanya.

          1. mbak nikiii maaf baru balasss lama g buka e-mail hwhwhwh

            haa gitu yah :’/
            yaudah aku coba lgsg baca KUD aja deh πŸ˜€ aku jg udah cari review2-nya semua lbh kasih bintang 5 jg ^^

            makasih mbak niki saran2nyaaaa ^^

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: