Problem is…

Problem is…

Banyak orang yang enggan terkena masalah. Yah, aku juga tidak mau sebenarnya. Namun, semakin dewasa aku semakin sadar bahwa kita tidak akan pernah benar-benar belajar kalau tidak berhadapan langsung dengannya.

Aku dulu selalu berdoa agar jalanku dilancarkan. Apa pun keinginanku dikabulkan. Semua doaku diwujudkan. Namun, akhirnya yang kudapat adalah kekecewaan karena aku membayangkan sesuatu yang amat sangat sempurnanya. Padahal aku sadar bahwa yang kukecap di dunia tak melulu rasa manis. Kadang aku harus menelan getirnya perjalanan hidup.

Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa hambatan justru bisa dijadikan teman. Kendala bisa dijadikan jala untuk meraup seluruh hikmah yang ada. Terkadang, belajar dari pengalaman orang lain dampaknya tak sehebat bila kita menjalaninya sendiri. Jadi, jangan pernah takut apabila sesekali kerikil mengacaukan jalanmu. Bisa jadi itu adalah cara kita untuk belajar lebih dalam.

Aku adalah potret si golongan darah A yang ingin segalanya sempurna. Akan tetapi, kesempurnaan selalu milik Tuhan Yang Maha Esa. Siapalah aku yang hanya singgah. Tentu menjadi sebuah keniscayaan bahwa aku adalah tempatnya salah.

Kemudian…

Kini aku sedikit mengubah doa. Semoga aku selalu diberikan kekuatan dan jalan keluar ketika diuji dengan masalah. Aku yakin bahwa ketika kita diberikan suatu masalah, Allah sudah tahu bahwa kita bisa melewatinya. Selain itu, aku percaya bahwa…

“Karena, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 5-6).

Sekarang waktunya belajar. Salah bukan masalah. Satu yang terpenting adalah bagaimana diri kita bisa bergerak maju ke depan. Ada kalanya jatuh, lebam, atau berdarah. Tak mengapa, karena di balik itu semua ada kemudahan yang akan datang menghampiri.

Apabila kita mau membuka mata lebih lebar, yang didapat tak sekadar kemudahan. Akan tetapi segala pengalaman berharga yang eksklusif bisa kita petik. Learning by doing adalah salah satu cara belajar paling efektif. Mungkin itu yang Tuhan mau. Mungkin itu karena Tuhan tahu.

#RefleksiNikiHariIni

Sleman, 20221213

Baca juga: Cerpen – Perempuan yang Hidup dalam Sesal

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: