Review Yang Hilang dalam Cinta (2022)

Review Yang Hilang dalam Cinta (2022)

Setelah Story of Kale (2020), akhirnya saya kembali menonton kisah tentang toxic relationship. Seperti judulnya, series itu berjudul Yang Hilang dalam Cinta (2022) yang tayang di Disney+ Hostar pada 30 Juli 2022. Series besutan Yandy Laurens itu betul-betul membuat saya sebagai penonton ikut masuk ke dalam ceritanya.

Yandy Laurens memang tak pernah mengecewakan. Masih kita ingat, sebelumnya web series Yandy tak ada yang gagal, sebut saja Sore: Istri dari Masa Depan (2017), Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode (2018), Janji (2019), dan Perjalanan Terbaik Sepanjang Masa (2022).

Filmnya pun tak kalah bagus, salah satunya adalah Keluarga Cemara (2019) yang membuatnya menyabet Piala Maya kategori penyutradaraan berbakat film panjang karya perdana dan skrenario terpilih. Selain itu, dia juga memenangkan penghargaan penulis skenario adaptasi terbaik di Festival Film Indonesia. Wah, dengan prestasinya yang segudang, tentu penonton tak perlu meragunakan seorang Yandy.

Kali ini saya akan review Yang Hilang dalam Cinta (2022). Yuk, baca sampai akhir ya.

Sinopsis Yang Hilang dalam Cinta

Singkatnya nih, Yang Hilang dalam Cinta ini bercerita tentang Satria (Dion Wiyoko) yang nggak bisa move on dari cinta pertamanya, yaitu Dara (Sheila Dara Aisha). Sayangnya, saat mereka akhirnya bertemu tanpa sengaja, ternyata Dara sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Rendra (Reza Rahadian). Namun, menjelang hari pernikahan, tiba-tiba saja Dara menghilang tanpa jejak. Tak ada satu orang pun yang dapat melihatnya, kecuali Satria.

Review Yang Hilang dalam Cinta

Uraian review Yang Hilang dalam Cinta ini akan saya bagi menjadi beberapa bagian. Yuk, baca dulu!

Ide Cerita yang Unik

Yandy Laurens tampaknya senang sekali bermain di genre fantasy romance. Ia selalu memunculkan ide-ide cerita yang unik yang selanjutnya dipadukan dengan kisah romansa. Setelah mendatangkan istri dari masa depan dan pertukaran jiwa antara dua sahabat, kini dia membuat seorang perempuan tiba-tiba menghilang menjelang pernikahan.

Ide cerita yang cukup unik, tak membuat sutradara yang lahir tahun 1989 itu kesulitan memadukannya dengan topik yang saat ini tengah popular, yakni tentang toxic relationship. Hal itu membuat penonton banyak yang cukup relate. Kisahnya mampu membuat penonton percaya dan menebak teori apa yang dimaksud oleh sutradara. Bahkan sepanjang series berjumlah 8 episode ini berjalan, rasanya saya nggak menemukan plot hole.

“Aku mau menghilang saja deh. Ya Tuhan, aku pengen menghilang. Nggak mau melewati ini semua! Bumi, tolong telan aku!”

Ngaku deh, kadang kamu mengatakan hal itu kalau lagi nggak mau atau takut menghadapi sesuatu. Series ini mengabulkannya loh. Tapi kamu bener-bener menghilang seperti permintaanmu. Saya percaya bahwa, kayaknya memang bisa deh orang menghilang menjelang pernikahannya gitu. Saat cerita sudah masuk ke babak akhir, semakin kuatlah teori atau alasan yang menjadi penyebab Dara bisa mengilang.

Akting Juara

Cerita yang sudah oke serta skenario matang bisa dijalankan dengan baik oleh pemerannya. Kita nggak perlu meragukan kemampuan akting seorang Dion Wiyoko, Sheila Dara Aisha, dan Reza Rahadian dong. Chemistry Dion dan Sheila sudah terbangun dengan baik, tinggal meneruskannya ya saya rasa. Sebelumnya mereka sudah pernah bertemu di berbagai series dan film.

Sedangkan untuk Reza Rahadian bisa saya katakan juara banget. Juara banget buat jadi orang yang pingin saya pithes. Abusive, manipulatif, arogan, dan suka main tangan. Amit-amit jangan sampai deh ketemu cowok modelan kayak Rendra ini. Karakter ini hampir sama dengan Argo di Story of Kale (2020). Ke laut saja sana.

Rendra ketemu Dara. Wah, semakin menjadi deh dia. Padahal Dara kecil adalah orang sangat tahu apa yang dia inginkan, berubah seratus delapan puluh derajat. Perempuan itu seperti sudah kehilangan jati diri. Bagaimana enggak? Setiap hari dia mendapatkan kata-kata negatif dari Rendra yang saya yakin membuatnya merasa minor dan menghilangkan segala kepercayaan dirinya.

“Apa jadinya kalau nggak ada aku? Siapa yang mau nikahin kamu?”

Tenang Saudara-saudara, itu hanya salah satu dari buanyaknya kata-kata jahat Rendra ke Dara. Kalau kamu nonton series ini, pasti sudah muak deh. Yakin, saking banyaknya. Namun, Dara bagaimana? Bisa kamu tebak dong, kalau dia hanya diam saja dan malah minta maaf. Ya, minta maaf.

Mana ada perempuan selalu benar? Pada hubungan mereka, justru perempuan selalu menjadi pihak yang salah! Siapa pun yang salah, Dara akan minta maaf. Duh, memang nggak sehat banget. Namun, apa yang membuat saya greget? Dara menanggap itu sebagai bentuk kasih sayang Rendra padanya dan menormalisir semuanya!

Apa? Gimana?

Yah, begitulah. Dara menjadi tokoh yang menggambarkan betapa sulitnya keluar dari hubungan toksik. Ketika orang bilang, “sudah tahu cowoknya manipulatif dan arogan, kok tetep masih mau? Kenapa nggak putus saja?”

Jawabannya bisa kamu lihat di series ini.

Scene Favorit di Yang Hilang dalam Cinta

Ada beberapa scene favorit dalam series ini. Salah satunya adalah scene di atas. Saat pertemuan keduanya, tiba-tiba saja lampu jalan satu per satu menyala, music scoring yang cocok, membuat adegan itu luar biasa. Kalau kamu pernah nonton Goblin, nah kurang lebih seperti itu. Baguuus banget!

Selain itu, scene di episode terakhir juga ada satu yang saya sangat suka. Namun, saya nggak akan ceritakan detailnya. Coba deh kamu tonton, pasti juga ikut takjub seperti saya. Series ini ditutup dengan adegan yang memorable sekali.

Pesan Tersampaikan

Bagaimana bisa satu orang diceritakan secara tolak belakang oleh dua orang yang berbeda?

Yandy Laurens nggak secara gamblang memberikan pesan dalam series ini. Semua tergambar dari setiap adegan dan keputusan yang tokohnya ambil. Saya suka sekali dengan cara Yandy yang satu ini.

Salah satu pesan yang saya tangkap adalah sebelum kamu membangun hubungan baru dengan orang baru, sebaiknya selesaikan dulu hubungan yang lama. Jangan sampai masa lalu membayang-bayangimu. Contohnya ya Dara dan Rendra. Saya nggak bakal cerita banyak-banyak, lebih baik kamu tonton saja di seriesnya.

Satria yang nggak bisa move on ini, adalah penganut kalau bukan Dara aku enggak mau. Padahal sudah lama nggak bertemu. Sekalinya bertemu pun Dara sudah ada yang punya. Bener banget kata Mbak Rahayu (Asri Welas) dan Mas Bima. Move on, membuka diri. Walaupun sulit, nggak ada salahnya mencoba.

Saya mau spoiler sedikit boleh nggak ya? Buat kamu yang nggak suka spoiler bisa skip bagian ini ya.

Selanjutnya, hilang yang series ini maksud tampaknya tak semata-mata hilang secara fisik. Akan tetapi bahwa selain fisik, jati dirinya juga hilang bukan? Pada tragedi hilang yang pertama, kenapa hanya Satria yang masih bisa melihat? Karena dia masih melihat jati diri Dara yang sebenarnya. Dalam pikirannya, Dara yang ia temui sekarang adalah Dara yang sama dengan saat dia masih SMP.

Sedangkan pada tragedi hilang yang kedua, bahkan Satria saja nggak bisa lihat. Kenapa? Karena saat itu Satria tak bisa melihat jati diri Dara sebenarnya. Dara yang sekarang sudah berubah, berbeda dari saat kecil. Padahal Dara dewasa sudah kehilangan jati dirinya.

Penutup

Sepertinya itu dulu review Yang Hilang dalam Cinta. Intinya sih, series ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton. Yah, nggak hanya ini, tetapi semua film dan series Yandy Laurens lebih tepatnya. Ide menarik, jajaran aktor yang solid, skenario komplit.

Sampai jumpa di postingan selanjutnya!

1 comment found

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: