Review The Star and I – Ilana Tan (2021)

Review The Star and I – Ilana Tan (2021)

“Kulihat dunia dalam matamu dan masa depan dalam senyummu.”

Para fans Ilana Tan silakan merapat. Pasalnya, awal tahun 2021 penulis mega best seller itu kembali menerbitkan novel setelah lima tahun hiatus. Novel terbarunya berjudul The Star and I. Saya nggak begitu paham apakah novel ini berkaitan dengan In a Blue Moon atau enggak. Namun, dari beberapa review yang saya baca, buku ini merupakan bagian dari trilogi New York.

Sepertinya benar ya. Kenapa? Pertama, tone gambar sampul novel mengingatkan saya dengan In a Blue Moon. Kedua adalah setting yang digunakan, sama-sama di New York. Mungkin ada kesamaan lainnya ya. Akan tetapi, karena sudah terlalu lama baca In a Blue Moon, saya jadi lupa.

Sinopsis The Star and I – Ilana Tan

“Asalkan ka tahu, kau tidak pernah membuatku malu. Dan selamanya tidak akan pernah membuatku malu. Karena kau sempurna apa adanya, Olivia Mitchell.” (hal 140)

Novel ini bercerita tentang Olivia Mitchell, seorang aktor drama musikal yang berusaha mencari tahu keberadaan orang tua kandungnya. Ia menyewa detektif untuk menyelidikinya. Akan tetapi, usaha detektif yang disewanya itu tak jua membuahkan hasil. Saat itu, Olive yang tengah memiliki pekerjaan di New York bertekad memperpanjang masa tinggalnya di sana sampai bertemu dengan orang tua kandungnya.

Saat itu pula Rex, sahabatnya sejak kecil muncul secara tiba-tiba di New York. Dia menawarkan diri untuk membantu Olive menyelesaikan urusannya, agar bisa lekas kembali ke Inggris. Padahal hubungan mereka selama sembilan tahun terakhir sedang nggak baik. Lalu, apakah Ollie akan menerima tawaran Rex?

http://instagram.com/nikiyuntari

Review The Star and I – Ilana Tan

“Begitulah hidup. Kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan.” (hal 282)

Ilana Tan memang ahli meracik cerita manis yang selalu menarik dan enak diikuti tapi nggak cringe. Sebenarnya tema yang diambil Ilana sudah umum, tetapi ia menyajikannya dengan unik. Gaya bercerita yang digunakannya dalam novel ini juga masih sama dengan karya sebelumnya, sederhana tapi membekas. Membuat saya terus penasaran dan membuka lembar demi lembar.

Ilana Tan selalu menghadirkan karakter yang loveable. Sebut saja Tatsuya, Kazuto, dan Danny Jo. Tampaknya saya harus menambah lagi daftar tersebut dengan Rex Rankin. Karakter yang diciptakannya itu cukup membekas, meskipun memang agak menyebalkan pada saat tertentu. Pria itu super introver dan tak pandai mengekspresikan sesuatu. Tipe-tipe tsundere yang selalu mencuri perhatian dalam kediamannya.

Sementara itu, Olivia adalah perempuan cantik yang supel, penyayang, dan memiliki pendirian teguh. Buktinya, meskipun sudah dibujuk ibunya untuk segera pulang ke Inggris setelah pekerjaannya selesai, Ollie justru memilih tetap tinggal sampai menemukan ibu kandungnya.

Karakter yang dibawa dalam novel ini rasanya “Ilana Tan banget”. Apabila kamu adalah pembaca setia karya Ilana, pasti paham maksud saya. Meskipun begitu, saya nggak ada masalah sih. Selagi penulis bisa membawa karakter tersebut menyatu dengan cerita, agaknya semua termaafkan.

Novel Manis yang Nanggung

“Kau tahu tidak ada gunanya berandai-andai.” (hal 218)

Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini disampaikan melalui sudut pandang orang ketiga, membuat pembaca bisa memahami sisi Ollie, Rex, ataupun pihak-pihak yang terlibat dalam pencarian orang tua kandung Olivia. Namun, alurnya agak sedikit membosankan di awal, terasa cukup lambat. Mungkin karena ada beberapa selingan flashback yang –menurut saya- tak begitu signifikan pernanannya membentuk cerita. Cerita mulai menarik saat proses pencarian orang tua Ollie dilakukan oleh Robert Ramford.

Selain itu, alasan mereka berkonflik menurut saya terlalu remeh untuk membuat kesalahpahaman selama sembilan tahun. Terlebih eksekusinya terasa antiklimaks dan terlalu mudah. Saat mendengar sebab persahabatan mereka merenggang selama sembilan tahun, saya hanya melongo. Begitu saja, case closed. Kok rasanya sia-sia sekali tak saling menegur selama itu hanya karena salah paham.

Meskipun begitu, saya tetap suka sih dengan ceritanya, hehe. Sudah kangen dengan tulisan Ilana Tan soalnya.

Oh iya, saya merasa romansa dalam novel ini kuraaang. Ceritanya memang manis, tetapi saya mau lebih! Rasanya belum cukup membaca kisah Rex dan Ollie. Apalagi akhir ceritanya yang… ehm. Sebenarnya sesuai ekspektasi, tetapi terasa kurang. Kalau mau sedih, kurang. Nggak sesedih Autumn in Paris. Kalau mau manis, rasanya nanggung banget.

Belajar Menerima

“Adakalanya orang-orang yang menghilang adalah orang-orang yang tidak ingin ditemukan.” (hal 249)

Jelas sekali bahwa penulis ingin mengatakan bahwa nggak semua hal yang terjadi dalam hidup itu sesuai ekspektasi kita. Kenyataan tak selamanya seindah dongeng-dongeng yang kita baca saat masih kecil. Kadang, apa yang kita harapkan tak terwujud. Namun, kita harus menerimanya dengan lapang dada.

“Kuberitahu ya, wanita adalah makhluk membingungkan yang dpenuhi berbagai emosi bertolak belakang. Mereka menangis ketika bahagia, tertawa ketika kesal, dan marah-marah ketika khawatir.” (hal 165)

Mungkin itu saja ya review kali ini. Meskipun ada beberapa bagian yang kurang memuaskan, saya tetap suka. Apalagi cover-nya yang cantik, sangat merepresentasikan New York dan segala keriuahannya. Empat dari lima bintang untuk novel ini. Selamat membaca!

Judul               : The Star and I

Penulis             : Ilana Tan

Cetakan           : Pertama, 2021

Tebal               : 344 halaman

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

ISBN               : 978-602-064-966-5

Baca juga: Review Belok Kiri Langsing – Achi TM

5 comments found

    1. Hai, Azzahra. Age ratingnya 17+ ya, Kak.
      Kata-kata kasar? Seingat saya tidak ada. Kalaupun ada mungkin hanya sedikit.
      Terima kasih sudah baca ulasan saya ?

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: