“Aku sedang buru-buru, Dek. Acaranya sudah mau mulai. Bisa nggak sih kamu serius sebentar?” Kina mulai kehilangan kesabaran saat menghadapi adik kelas di depannya. Satu hal yang membuat perempuan itu
“Aku sedang buru-buru, Dek. Acaranya sudah mau mulai. Bisa nggak sih kamu serius sebentar?” Kina mulai kehilangan kesabaran saat menghadapi adik kelas di depannya. Satu hal yang membuat perempuan itu
“Bisa kok, Mbak. Nanti Mbak Wulan tinggal nitip saja.” Senyum itu kembali terkembang. Senyum lebar yang begitu tampak begitu tulus. Perempuan itu kembali menata berbagai jajanan di kantin kejujuran dengan
“Sst, itu ada Rangga.” Mataku mengikuti arah telunjuk Hana, sahabatku. Telunjuk itu membawaku pada seorang mahasiswa angkatan kami yang membantu seorang dosen laki-laki yang sepertinya tengah sakit stroke untuk berjalan.