Betapa Bahagia saat Bersyukur
Halo semuanya! Saya balik lagi setelah sekian lama.
Tulisan ini saya buat sesaat setelah membaca postingan lama di blog ini. Rasanya mengenang masa-masa saya begitu semangat menulis, begitu menyenangkan. Di blog ini juga saya tulis kisah-kisah hidup saya yang penuh naik dan turun. Duh, saya jadi terharu banget mengingatnya. Mana saya baca-baca sambil mendengarkan lagu-lagu di album terbaru Kyuhyun (Colors). Vibes mengenangnya dapat banget!
Tulisan kali ini tidak akan sesuai kaidah per-blog-an yang selama ini selalu saya anut. Tidak ada kata kunci, backlink, heading, subheading, dan lain-lain. Anggap saja ini adalah apreciation post untuk saya pribadi. Saya yang hingga usia ini masih bisa hidup dengan bahagia.
Lanjut yaa…
Saya yang begitu semangat membaca, lalu menuliskan ulasan dengan penuh perasaan. Betapa bahagianya saya saat menemukan buku bagus lalu membacanya hingga lupa waktu. Rasa bangga saat tulisan saya masuk media cetak dan non cetak tak kalah membahagiakan. Pun dengan kebahagiaan lainnya yang tentunya tak bisa semuanya saya bagikan di sini.
Saat ini, saya tak kalah bahagianya. Saya hidup dengan sehat, diberikan banyak karunia oleh Allah SWT, teman-teman yang baik, pekerjaan yang bagus, serta keluarga yang selalu mendoakan saya. Kalau dipikir-pikir, selama ini saya selalu bahagia, hanya berbeda cara bahagianya saja. Saya sering berpikir bahwa, betapa sayangnya Allah SWT pada saya, sehingga saya yang banyak dosa ini masih bisa merasakan bahagia.
Dulu saya bahagia ketika menulis, membaca, serta mengobrol dengan teman-teman. Kini, saya bahagia akan hal-hal kecil yang masih bisa saya lakukan. Saya bisa makan dengan tenang, memakai pakaian hangat saat cuaca dingin, bertemu dengan murid-murid lucu yang selalu saja ada tingkahnya, bahkan melakukan hobi per-kpop-an, dan yang lainnya. Rasanya Allah SWT sudah memberi saya sangat banyak. Saya sangat bersyukur dengan itu.
Bahkan, Allah SWT mulai mewujudkan impian saya satu per satu. Saya lulus kuliah, lalu mendapat pekerjaan, masih bisa melakukan hobi, kini berkesempatan mendaftar profesi guru, bisa mengajar sekaligus menulis, menonton konser Kyuhyun, dan banyak mimpi lain yang mulai terwujud. Bahkan saya bisa upgrade diri, walaupun dengan cara-cara yang cukup ekstrem dan membuat saya banyak mengeluh.
Sebagai manusia, adakalanya saya selalu melihat sisi negatif dari apa pun yang terjadi pada diri ini. Akan tetapi, setelah itu terlewati Allah SWT seolah mengatakan bahwa ini loh maksudnya. Kemudian aku hanya bisa berkata, “ternyata selalu ada hikmah dari setiap kejadian.” Kalau suatu hal terjadi, saya langsung akan menyadari bahwa itu semua berarti saya memang mampu mengatasinya.
Oleh karena itu, saya malu… benar-benar malu apabila masih menuntut ini itu pada yang Maha Kuasa. Saya sudah diberi banyak karunia dan nikmat, tapi bisa-bisanya saya kurang ajar dengan meminta lebih. Saya percaya, apa yang menjadi takdir saya tidak akan pernah melewatkan saya. Kalau terlewat, pasti takdir itu akan menemukan caranya untuk kembali pada saya.
Di usia saya ini saya juga menyadari bahwa segala hal yang terjadi pada saya nggak seharusnya saya sesali. Bagaimana terjalnya langkah hidup, bagaimana saya berpakaian, cara saya bicara, berteman, dan bersikap. Semua itu adalah akumulasi dari berbagai hal yang terjadi dalam hidup saya yang nggak diketahui orang lain. Sering dikata aneh, nggak paham fashion, kutu buku, dan lainnya. It’s okay. Karena itu adalah perjalanan hidup saya.
Perjalanan setiap orang berbeda. Waktu mulainya berbeda. Latar belakang berbeda. Bahkan jalan hidup juga tak sama. Lalu, buat apa merasa rendah dibanding yang lain? Hidup hanya sementara, wang sinawang. Satu prinsip yang saya pegang adalah bagaimana tetap bahagia dan bermanfaat untuk orang lain. Dan ternyata takdir membawa saya jadi guru, yang sudah bisa merangkum kedua prinsip saya dalam satu wadah.
Kalian tahu? Saya rasanya lega sekali setelah menulis ini. Semakin tua, pemikiran kok ikut lebih mateng, semoga nggak sampai gosong ya. Tulisan ini juga sebagai pengingat saya bahwa bahagia nggak semata-mata karena hal-hal besar. Bahagia juga bisa disebabkan hal-hal kecil. Semuanya tergatung dari sisi mana kita melihat semuanya. Kuncinya adalah bersyukur. Ketika kita bersyukur, Allah SWT bakal kasih nikmat yang lebih lagi.
Sampai bertemu di tulisan saya selanjutnya!