Merayakan Kegagalan, Bagaimana Caranya?
“Andai saja aku begini, pasti hasilnya nggak begitu.”
Penyesalan. Kalimat pengandaian semacam itu akan dibuat oleh orang-orang yang menyesal, karena memilih atau melakukan sesuatu yang salah. Dengan mengatakan itu, bisa jadi mereka sedang menampik kenyataan, atau malah berusaha menerima fakta? Saya tidak tahu. Namun, yang pasti hal itu tidak berguna, sama sekali.
Saat menemui kegagalan seseorang akan sedih, kecewa, cemas, mengkambing hitamkan segala hal, dan butuh waktu untuk menerima. Yah, kurang lebih seperti artikel Berdamai dengan Kegagalan yang sudah saya tulis.
Semua perasaan itu wajar kok. Sedih itu manusiawi, rasakanlah, resapilah. Kamu tidak akan pernah tahu bahagia kalau belum pernah merasakan kesedihan. Anggap saja, ini adalah fase agar kelak kamu bisa merasakan manisnya kebahagiaan yang didamba.
Enyahlah Masa Suram
Menangis dan teriaklah. Kalau perlu, undang temanmu secara khusus untuk mendengarkan keluh kesahmu. Suarakan segala hal yang mengganjal dalam benakmu. Jangan sampai semua kesedihan atas kegagalan yang kamu alami bercokol dalam benak dan hanya berujung dengan penyakit hati.
Hal tersebut adalah penolakan, fase pertama yang akan dialami saat mendapati kegagalan. Ini teori siapa? Tidak tahu. Saya bisa bicara karena pernah mengalaminya. Kita berbicara tentang pengalaman, dan saya hanya ingin berbagi cara mengatasinya.
Pada tahap ini, kalimat pengandaian itu kerap keluar. Andai ini, andai itu, tapi hidup adalah kenyataan, bukan novel atau film yang ceritanya harus dimulai dengan what if. Kamu tidak bisa menyamakannya. Hidup adalah tentang bagaimana kamu merencanakan dan melaluinya. Kalau gagal, ulangi lagi sampai berhasil. Saat jatuh, kamu harus bangkit lagi.
Kamu butuh waktu. Ambil sebanyak yang kamu mau. Namun, jangan berlarut-larut. Hidupmu di depan sana masih menanti. Keluarga juga menunggu kamu tersenyum lagi. Boleh bersedih, tapi jangan berlebihan.
Merayakan Kegagalan
Setelah berhasil menerima kegagalan, jangan lupa merayakannya. Loh, kenapa kegagalan yang notabene adalah kesedihan harus dirayakan?
Allah tahu apa yang tidak kamu tahu. Kegagalan adalah cara Allah untuk menyingkirkanmu dari kemungkinan buruk yang bisa jadi menghampirimu bila kamu berhasil. Mungkin saja, kamu akan menjadi pribadi yang sombong saat berhasil. Bisa jadi juga kamu menjadi serakah saat semuanya dengan mudah kamu capai. Percayalah, Allah akan memberikan jalan hidup terindah untukmu.
Lihatlah kegagalan dari sisi yang lain. Hal ini baru dapat kamu lakukan setelah melewati fase pertama tadi. Akan selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Bahwa hal-hal baik akan datang padamu suatu hari nanti. Kebahagiaan yang besarnya bisa berkali-kali lipat, dan tidak bisa kamu bayangkan sebelumnya.
Rayakanlah kegagalanmu. Bisa dengan bercengkrama dengan keluarga, mentraktir mereka, atau bersedekah pada orang yang membutuhkan. Rayakan dengan cara yang baik, inshaallah Allah kelak akan memberimu yang baik juga.
Yuk, Bangkit!
Sekarang adalah waktunya untuk bangkit dan menjalani hidup lebih bersemangat. Tunjukanlah bahwa kegagalan tidak membuat semangatmu kendor, justru memompanya menjadi berkali-kali lipat lebih menggebu. Kamu akan berusaha lebih keras, belajar lebih tekun, dan berdoa lebih rajin. Anggaplah kegagalan sebagai cambukan, agar kamu bangun dari tidur panjangmu yang melenakan.
Kata orang kesempatan hanya datang sekali, tapi saya tidak sepakat. Kesempatan bisa datang berkali-kali, tergantung kamu mau memanfaatkannya atau tidak. Bahkan kata Dzawin Nur Ikram, kesempatan pada dasarnya bisa diciptakan. Oleh karena itu, kamu harus lebih terbuka, peka, berani untuk mengambil kesempatan yang datang.
Tetaplah semangat dalam menjalani hidup. Nantikanlah kejutan dari Allah untukmu. Seperti pelangi yang datang setelah hujan, kebahagiaan juga akan datang setelah kesedihan. La tahzan innallaha ma’ana 🙂
1 comment found