![[Review] Recehan Bahasa – Ivan Lanin: Belajar Mencintai Bahasa Indonesia](https://i0.wp.com/nikiyuntari.com/wp-content/uploads/2020/09/Recehan-Bahasa.jpg?fit=600%2C890&ssl=1)
[Review] Recehan Bahasa – Ivan Lanin: Belajar Mencintai Bahasa Indonesia
Berbahasa baku dalam kehidupan sehari-hari acap kali dirasa aneh oleh banyak orang. Sebut saja penggunaan kata tidakyang sering diganti dengan nggak. Pun dengan kata satai yang justru karib disebut sate. Ragam cakapan dianggap lebih santai dan merakyat, membuat bahasa baku menjadi jarang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ragam tersebut juga cukup dinamis perubahannya dan dirasa sudah komunikatif, sehingga urgensi menggunakan ragam baku menjadi berkurang.
Tak hanya terjajah ragam cakapan, bahasa baku juga tergusur oleh berbagai istilah asing yang kini sering dituturkan sehingga menjadikannya lebih akrab di telinga khalayak. Saat pandemi seperti saat ini, lockdown justru lebih populer dibandingkan karantina wilayah. Kata daring dan luring pun tak jauh berbeda, kalah familiar dengan online dan offline. Wajar, apabila dalam percakapan, kata asing seringkali dilibatkan. Padahal, jika ditilik lebih lanjut, padanan katanya dalam bahasa Indonesia sudah tersedia.
Sebagai anak bangsa, tentu sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan bahasa nasional. Caranya adalah mulai melakukan sedikit tindakan nyata, yakni dengan berbahasa Indonesia dengan baik. Meskipun belum signifikan, diharapkan hal tersebut akan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa kita. Seperti Ivan Lanin yang tak pernah berhenti untuk mengedukasi masyarakat perihal bahasa Indonesia melalui sosial media.
Ivan Lanin kembali menyapa pembaca melalui karya keduanya. Buku terbarunya membahas seputar praktik berbahasa dalam kehidupan, yang seringnya menggunakan ragam tak baku. Tak jarang ragam tersebut justru lebih populer dibandingkan yang baku. Buku ini dikemas secara ringan, santai, dan disertai ilustrasi menarik, sehingga menghapus kesan kaku yang tersemat pada bahasa baku.
Buku setebal 138 halaman ini merupakan kompilasi dari cuitan penulis di sosial media tentang kebahasaan. Isinya disampaikan secara populer, dengan menyederhanakan teori linguistik agar mudah diterima khalayak (hal xiii). Salah kaprah yang sering dilakukan masyarakat juga diluruskan oleh Ivan. Salah satunya seputar penggunaan konjungsi namun, tetapi, dan akan tetapi. Ketiga konjungsi tersebut memiliki arti yang berbeda, tetapi sering dipertukarkan dalam penggunaannya (hal 40).
Membaca buku ini membuat kita sadar bahwa kekeliruan berbahasa telah membudaya. Perubahan itu urung dilakukan dengan dalih sudah terbiasa dan kikuk untuk beralih. Lagi pula, tujuan utama dari sebuah komunikasi adalah sampainya pesan dari komunikator ke komunikan, sehingga penggunaan bahasa yang komunikatif menjadi kunci utama. Oleh karena itu, edukasi berbahasa dengan cara asyik menjadi penting untuk dilakukan.
Buku ini menjadi pilihan yang tepat bagi pembaca yang mendambakan sarana belajar bahasa Indonesia dengan penyampaian yang mudah dipahami. Harapannya, bahasa yang sesuai dengan kaidah juga dapat akrab di telinga masyarakat seperti halnya ragam cakapan. Sehingga, dengan semakin banyak yang tahu, kelak akan makin banyak pula yang akan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Judul : Recehan Bahasa
Penulis : Ivan Lanin
Cetakan : Pertama, Juli 2020
Penerbit : Qanita
Halaman : 138 halaman
ISBN : 978-602-402-179-5

Resensi ini telah dimuat di koran Tribun Jateng pada hari Minggu, 7 September 2020