Mau Berhenti Nonton Drama Korea? Yakin Bisa!

Mau Berhenti Nonton Drama Korea? Yakin Bisa!

“Yakin masih nggak mau nonton drama Korea? Ini sekarang dramanya bagus-bagus, loh.”

Saya hanya diam, membisu.

Masih teringat masa-masa SMP, saya memulai petualangan saya menonton drama Korea lewat Boys Before Flowers. Saya bukan tipe orang yang mudah dipengaruhi terkait hobi atau kesukaan. Ketika saya menemukan, maka saya akan suka dengan begitu saja. Nggak peduli orang lain juga suka atau enggak. Malah, saat itu saya dipandang terlalu aneh karena suka nonton drama Korea. Kadang saya diejek, kadang aktor favorit saya yang dicemooh. Yah, hidup jadi orang yang berbeda itu susah.

Ketertarikan saya pada drama Korea membawa saya menjadi maniak drama. Setiap ada drama baru, saya unduh lalu tonton. Saya bela-belain nongkrong di sekolah hanya demi mengunduh drama terbaru. Tentu saja sambil melihat oppa-oppa Koreyah lain. Wah, mengingat hal itu, saya jadi merasa sangat selow ya. Bukannya berusaha keras mengembangkan diri, malah sibuk nonton drama!

Nyatanya kebiasaan itu terbawa sampai saya kerja dan kuliah. Tak heran kalau koleksi drama saya buanyaaak banget. Akhirnya saya membeli hard disk. Dulu harganya masih mahal. Tapi nggak masalah ya, buat hobi 🙁 Saya simpan semua “harta” saya itu di sana. Saya masih ingat betapa puas diri ini ketika melihat deretan drama, konser, varety show, dan perintilan lain tentang Korea-Koreaan yang ada di sana.

Mungkin, karena itu juga saya dijuluki bandarnya drama Korea. Terkadang, saya jadi orang pertama yang menjadi tujuan untuk dimintai drama terbaru atau sekadar rekomendasi drama yang bagus. Apalagi saya ini tipe penikmat drama Korea on going, karena nggak bisa begadang. Tentu saja, hal itu membuat saya sangat aktif memperbarui pengetahuan dan wawasan saya terkait dunia perdrakoran.

Pola Pikir Mulai Berubah

Percayalah kawan-kawan, titik balik itu pasti ada.

Tepat pada awal tahun 2018, saya berjanji pada diri sendiri untuk tidak menonton drama Korea baru lagi. Bayangkan, dari seorang maniak drama, bertaubat untuk nggak nonton drama. Mungkinkah? Teman-teman saya meragukannya. Dalam hati saya pun sama. Namun, saya tetap mencoba menjalankan komitmen itu. Tidak ada drama Korea lagi!

Satu hal yang membuat saya tercetus untuk nggak nonton drama Korea lagi adalah… saya merasa bahwa nonton drama Korea membuat saya tidak produktif. Bayangkan saja, satu episode durasinya satu jam, lalu dikali dua episode tiap minggu, dikali lagi berapa minggu drama itu tayang. Saya merasa terlalu banyak waktu tersita hanya untuk “pacaran” dengan laptop dan mengalihkan saya dari terwujudnya mimpi.

Saya akhirnya sadar bahwa banyak hal bermanfaat lain dari nonton drama. Yah, walaupun nonton drama juga banyak manfaatnya. Selain untuk hiburan, kadang juga menghadirkan sudut pandang baru yang selama ini nggak pernah terpikir. Akan tetapi, bila dilihat lebih dalam lagi, akan lebih bijak seandainya saya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Cara ‘Berpaling’ dari Drama Korea

Saya sering mengibaratkan drama Korea dengan narkoba. Sesuatu yang membuat kita ketagihan, dan selalu ingin, ingin, dan ingin. Makanya, saya harus segera menyetop semua ini sebelum ketagihannya semakin parah. Bagaimana cara saya berhenti nonton drama?

Pertama yang wajib ada adalah niat. Semua terasa percuma kalau dari dalam diri kamu nggak ada niat untuk berubah. Pikirkanlah bahwa ikhtiar itu untuk membuatmu jauh lebih baik dan menghantarkanmu pada masa depan yang lebih cerah.

Kedua, cari alternatif hiburan lain yang lebih bermanfaat. Saya contohkan apa yang sudah saya lakukan ya. Saya mengalihkan cara hiburan saya dengan membaca novel.  Sebenarnya, pertengahan tahun 2017, saya menemukan “surga”. Apa itu? Saya menemukan perpustakaan yang koleksi bukunya saya banget. Di sanalah, Perpustakaan Kota Yogyakarta. Ada berbagai macam buku yang bisa menjadi pilihan. Perpustakaan itu menjadi pilihan pertama saya, meskipun ada perpustakaan lain yang jauh lebih dekat dari rumah, yakni Grhatama Pustaka.

Sejak itu, saya jadi rajin baca novel. Saya baca novel dari penulis-penulis yang saya selalu penasaran seperti apa karyanya, hingga banyak digandrungi. Hobi baru saya itu, ternyata menyingkirkan nonton drama dari puncak piramida kegiatan favorit saya. Apalagi muncul Ijakarta, Ipusnas, dan I-I lainnya yang semakin membuat saya jatuh hati.

Sebenarnya ada satu lagi yang membuat saya benar-benar mengurangi waktu nonton drama, yaitu nge-blog. Sebelum beralih ke blog berbayar, saya sudah terlebih dahulu memiliki blog gratisan. Saya suka membagikan artikel, curhatan, atau sekadar review buku di sana. Responnya sangat baik. Tulisan saya dibaca orang, diberi kritik dan saran, bahkan tak jarang mendapat insight baru dari sana.

Dua cara berhenti nonton drama itulah yang membuka mata saya, bahwa di dunia ini ada banyak hal yang bisa dilakukan selain nonton drama Korea! Bahkan bisa membuat saya produktif, meningkatkan aktualisasi diri, dan menghasilkan sesuatu dari hobi!

Oleh karena itu, pada awal tahun 2018 saya memutuskan untuk BERHENTI NONTON DRAMA KOREA BARU.

Bagaimana setelah dua tahun berlalu?

Setelah dua tahun hidup tanpa nonton drama Korea baru, nyatanya saya merasa lebih berguna. Saya bisa melakukan hobi saya, jadi lebih produktif, tentu saja memori laptop saya bisa lebih awet. Benar, saya merasakannya. Selama dua tahun, saya hanya nonton drama Korea yang memang sudah ada di laptop saya (semuanya drama lawas). Saya nggak lagi deg-degan menunggu tautan untuk mengunduh drama. Semua terasa normal dan tenang.

Ada sedikit tips berhenti nonton drama Korea dari saya ada beberapa. Pertama, jangan langsung berhenti total. Yah, mau dikata bagaimana, menjadi pencinta drama Korea adalah masa lalu yang nggak mungkin terlupa. Bolehlah, sesekali mengenang hal tersebut dengan menonton ulang drama yang berkesan. Biar nggak stress-stress amat. Setelah kangennya terobati, beralihlah untuk melakukan pelarian, misalnya baca buku, nulis, masak, berkebun, dan yang lainnya.

Yuk, mulai lakukan aksi nyata!

Bagaimana, Teman-teman, mau lanjut untuk berhenti nonton drama korea? Tulisan ini nggak memaksa siapa pun untuk menyetujui opini saya kok. Saya hanya ingin berbagi, siapa tahu ada di antara kamu yang memiliki keresahan serupa tetapi bingung solusinya bagaimana.

Kalau memang sudah berniat berhenti, yuk segera lakukan tindakan nyata!

Eh, kalau kamu, apakah pernah mencoba mundur dari dunia perkoreaan? Atau justru sudah nyaman dan enggan untuk berpindah? Bisa banget tuliskan cerita kamu di kolom komentar ya.

#OneDayOnePost

#ODOP

#ODOPDay2

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: