[Review] Too Cold to Handle – Sofi Meloni (2018)
Hal-hal yang harus diraih sebelum usia 30: menikah sama Gun, kalau bisa punya anak kembar pokoknya menikah sama Gun!
Seorang perempuan tangguh dan agresif. Mungkin julukan itu pantas disematkan pada Tika. Ia meminta pada orang tuanya untuk ‘memperkenalkannya’ pada Gunawan atau yang akrab disapa Gun, teman masa kecilnya. Mereka diberikan waktu empat bulan untuk saling mengenal.
Tentu Tika sangat bahagia! Namun, respon Gun biasa saja, malah terkesan cuek. Pria itu hanya sekadarnya saja menanggapi Tika. Tak ayal bila perempuan itu menjuluki Gun sebagai tembok berjalan.
Di tengah perjuangan Tika dalam mendapatkan hati Gun, berbagai permasalahan menerpanya, juga sahabatnya. Jo, sahabat yang menyayanginya lebih dari sekadar sahabat juga membuatnya risih dan menjauh. Lalu, bagaimana akhir perjuangan Tika? Apakah berhasil?
To Cold to Handle adalah novel kesekian Sofi Meloni yang saya baca. Sebelum-sebelumnya, saya nggak pernah kecewa dengan novel Sofi, nggak salah dong kalau sekarang tertarik untuk membaca yang ini? Mungkin, itu juga yang menyebabkan ekspektasi saya terlalu tinggi. Tidak. Mungkin saja buku ini memang bukan saya.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya tema perjodohan seperti ini sudah banyak ditemukan. Namun, setiap penulis mampu menyampaikan dengan cara berbeda-beda. Pun dengan Sofi yang menyampaikan kisah perjodohan ini dengan cara yang agak berbeda. Seorang perempuan mati-matian mencoba merebut hati si pria yang dingin banget kayak salju di kutub utara.
Tika, seorang perempuan yang gigih memperjuangkan mimpinya. Impiannya simpel kok, yaitu menikah dengan Gun dan punya anak kembar. Sudah itu saja. Akan tetapi, untuk meraih mimpinya itu, dibutuhkan berbagai usaha dan campur tangan berbagai pihak. Sofi membangun karakter Tika ini dengan baik, dan diakhiri dengan perkembangan karakter yang menarik.
Pada awalnya, Tika terlalu fokus pada impiannya. Demi mewujudkan kisah cinta sesuai mimpinya, ia mengorbankan banyak hal, salah satunya adalah pekerjaan. Ia lalai dengan pekerjaannya hanya untuk meraih hati Gun yang tampak tidak tertarik padanya. Bagian ini membuat saya agak greget dan jengkel pada Tika.
Bagaimana tidak? Katanya dia ingin bebas dari orang tua yang terlalu mengekangnya, tapi malah kerja di perusahaan sang ayah. Meskipun katanya ia merintis karir dari bawah, tetap saja omongan tidak enak tentangnya bermunculan. Ia tidak betah ditambah kinerjanya yang buruk membuatnya menjadi buah bibir di divisinya. Untungnya di akhir cerita karakter ini berkembang dan membuat kejengkelan saya agak berkurang.
Tokoh sentral yang lain adalah Gun. Sejujurnya pria itu terlalu misterius. Pembaca tidak akan benar-benar tahu apa yang dipikirkannya. Karakternya yang dingin, pelit bicara, ditambah dengan penggunaan sudut pandang Tika, membuat pembaca seperti saya bingung. Saya hanya bisa menerka-nerka apa yang dipikirkan Gun dari narasi yang ditulis.
Alur yang dibuat penulis enak untuk diikuti. Namun, saya merasa cerita diakhiri dengan terburu-buru, hingga saya menyeletuk, “heh? Ini sudah selesai?” Padahal rangkaian cerita sudah tersusun apik dan rapi sejak awal. Mungkin akan lebih baik bila ditambah beberapa halaman lagi untuk menjelaskan hal-hal terkait. Oh iya, mungkin juga pemberian epilog dari sudut pandang Gun akan membuat pembaca lebih puas dan tidak lagi bertanya-tanya.
Secara umum novel ini bagus, tapi nanggung untuk beberapa hal. Misalnya konflik yang tidak diselesaikan dengan tuntas. Sebut saja tentang Laura, Jo, dan Sarah. Seolah-olah mereka yang ditampilkan hanya ‘menambah’ cerita agar lebih lengkap. Padahal bila Sofi benar-benar ‘memasukan’ mereka dalam cerita, kisahnya akan lebih menarik. Duh, kesotoy-an saya mulai lagi.
Mungkin itu saja review singkat saya untuk novel ini. Dibilang puas ya nggak puas sih sebenarnya, hehe. Mohon maaf saya nggak menyertakan kutipan-kutipan seperti biasanya, karena hape saya kepenuhan memori, jadi nggak bisa untuk buka galery.
Semoga novel Sofi selanjutnya bisa lebih baik dan matang. Saya beri novel ini 2,7 dari 5 bintang! Selamat membaca!
Judul : To Cold to Handle
Penulis : Sofi Meloni
Cetakan : Pertama, 2018
Tebal : 292 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-04-7773-2