[Review] Aku Tanpamu – Rudy Efendy (2013)

[Review] Aku Tanpamu – Rudy Efendy (2013)

Novel Aku Tanpamu bercerita tentang lika-liku hidup Saskia. Dia memiliki nasib yang cukup buruk. Ibunya pergi meninggalkan dirinya dan sang ayah begitu saja bersama lelaki lain yang cukup kaya. Kemudian ayahnya meninggal tak lama setelah ditinggalkan istrinya. Akhirnya, dia tinggal sebatang kara. Karena kasihan, Hadian (adik ayahnya) meminta gadis itu untuk tinggal di rumahnya.

Di rumah Om-nya itu, hidup Saskia tidak lantas menjadi baik. Di sela kesibukan kuliahnya, ia harus membantu Tante Lastri (istri Om Hadian) untuk mengurus restoran Mi yang semakin lama pengunjungnya semakin banyak. Saskia menjalaninya dengan senang hati, meskipun Tante Lastri tidak begitu menyukai kehadirannya.

Semuanya berjalan lancar hingga satu per satu pria datang silih berganti di hidupnya. Mulai dari Davian, Zidan, hingga Rafael. Tragedi demi tragedi terjadi hingga membuatnya kacau.

“Sungguhkah Rafael bertekad melupakannya? Apakah lelaki itu masih belum bisa melupakan kejadian malam itu? Saskia memang belum sempat meminta maaf pada Rafael, dan belum menjelaskan semuanya. Namun, apakah ada yang perlu dijelaskan lagi?”

Aku Tanpamu adalah novel pertama Rudy Efendy yang saya baca. Saya cukup nyaman dengan gaya menulisnya, membuat saya membacanya dalam sekali duduk. Gaya menulis penulis sangat ringan dan sederhana.

Diawali dengan adegan klise pertemuan Saskia dan Davian, seluruh cerita ini berjalan. Saskia memiliki karakter lemah lembut, santun, dan pekerja keras, membuat Davian terus ingin di dekat Saskia. Namun Alena (sepupu Saskia, anak Om Hadian) menginginkan Davian. Ia membujuk Tante Lastri agar Saskia melepaskan Davian.

Dari segi penokohan, karakter Saskia menjadi yang paling nggak manusiawi. Dia terlalu baik dan sempurna. Dia lemah lembut, santun, pekerja keras, cerdas, penurut. Satu hal yang membuat saya kesal, kok bisa-bisanya Saskia mau melepaskan Davian hanya karena Tante Lastri memintanya. Ya ampun, menurut saya ini nggak masuk akal sama sekali. Memang benar bila di antara mereka berdua nggak ada status pacaran. Namun keduanya tahu bahwa mereka memiliki rasa yang sama. Di situ saya merasa bahwa sifat ‘malaikat’ Saskia itu keterlaluan.

Ketika Saskia dibuat baik bak malaikat, Alena dibuat sebaliknya. Karakter sepupunya itu dibuat sejahat mungkin. Manja, penuh iri hati, dan rela melakukan apapun agar keinginannya tercapai. Saya rasanya malah sedang baca novel bawang merah bawang putih.

Keheranan saya nggak hanya sampai di situ. Saya sangat prihatin dengan hidup Saskia. Ia selalu saja tertindas dan mendapat masalah. Mulai dari cowoknya direbut Alena, hingga mengalami tragedi yang dilakukan anak teman almarhum ayahnya pada dirinya. Itu hanya secuil dari tertindasnya Saskia. Ada lagi kejadian lainnya yang bisa dibaca sendiri di novelnya. Saya nggak mau spoiler banyak banyak, hehe.

Hidup Saskia mulai menemui titik terang setelah ia pulang dari Hongkong. Semuanya terasa adil untuknya. Karakternya pun mengalami perkembangan. Tidak hanya selalu menerima, tetapi juga berani menolak beberapa hal yang menurutnya tidak benar. Ia juga berani mengutarakan hal yang di rasakan. Harusnya seperti ini nih dia dari dulu!

Di dalam novel ini ada beberapa salah ketik, seperti tidak adanya spasi pada beberapa kata. Nggak banyak, tapi cukup kelihatan.

Dari novel ini dapat dipetik banyak sekali pelajaran. Pertama, kita sebagai manusia, hendaknya selalu berprasangka baik pada Tuhan. Cobaan yang dialami Sasika datangnya bertubi-tubi. Namun dia nggak pernah menyalahkan takdir dan kehendak Tuhan. Ia malah mencoba bangkit dari keterpurukannya itu dan kembali menjadi pribadi yang lebih kuat. Jangan putus asa, semua pasti ada jalan keluarnya.

Kedua, jadilah perempuan yang baik. Pada kasus Saskia ini, dia seperti menjadi bunga yang paling harum di antara bunga-bunga yang ada di kebun bunga. Harumnya dia itu murni datang dari dirinya sendiri. Hal itu membuat banyak laki-laki yang tertarik padanya. Kenapa? Karena hatinya bersih, tidak pernah diliputi rasa dendam dan iri. Itu terlihat dari pembawaannya yang santun dan nggak neko-neko.

Novel ini saya beri 3 dari 5 bintang! Selamat membaca!

Judul              : Aku Tanpamu

Penulis          : Rudy Efendy

Penerbit        : Bhuana Ilmu Populer

Halaman       : 459 Halaman

Tahun            : Februari 2013

*Review ini pernah dibuplikasikan di blog lama saya pada tanggal 13 Maret 2018

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: