[Resensi] Home Learning: Memaknai Hakikat Pendidikan Berbasis Rumah
Mendidik buah hati dengan baik merupakan harapan setiap ayah bunda. Akan tetapi, tidak semua orang paham dengan caranya. Banyak yang beranggapan bahwa menyekolahkan putranya di sekolah favorit adalah cara terbaik agar pendidikannya terjamin. Padahal mendidik anak yang baik juga dapat dilakukan di rumah. Konsep pendidikan ini disebut home learning.
Home learning adalah konsep pendidikan berbasis rumah yang dikelola secara mandiri oleh orang tua. Sistem ini dapat menjadi alternatif bagi ayah bunda yang menginginkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan putra putrinya (hal 14). Menggunakan sistem ini, ayah ibu dituntut untuk memahami putranya, mulai dari minat hingga gaya belajar. Setelah mengetahuinya, dapat dipilih kurikulum yang sesuai. Dalam proses pemahaman itu akan menimbulkan kedekatan antar keduanya, baik secara fisik maupun emosi. Pun saat kegiatan belajar itu dilakukan.
Memilih home learning sebagai cara mendidik, penting untuk dipertimbangkan. Saat ini banyak orang tua yang lebih fokus bekerja, sehingga mengesampingkan buah hatinya di rumah yang juga membutuhkan perhatian. Banyak yang menganggap bahwa pendidikan di sekolah reguler sudah cukup. Padahal tidak. Apalagi untuk sekolah formal yang sistem pendidikannya tidak selalu cocok dengan kebutuhan anak. Lebih dari itu, banyak ayah ibu yang tidak tahu persis perkembangan putranya di sekolah dan di rumah.
Beberapa alasan itulah yang membuat Natalia Ridwan, Ning Nathan, dan Yulianti Hendra memilih home learning untuk mendidik buah hatinya. Awalnya mereka menyekolahkan putra putrinya di sekolah formal. Akan tetapi, perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Gaya dan kecepatan belajar putra mereka kurang sesuai dengan sistem pendidikan yang ada di sekolah formal, sehingga kesulitan mengikuti pembelajarannya. Pengaruh lingkungan sekolah yang kurang baik juga memunculkan sikap negatif pada mereka.
Setelah belajar dengan konsep home learning, anak yang mempunyai kesulitan belajar di sekolah formal, mengalami kemajuan yang cukup signifikan di bidang akademis dan peningkatan rasa percaya diri. Hal itu bisa terjadi karena orang tua dapat mengatur kurikulum dan menyesuaikannya dengan kebutuhan belajar putranya yang unik (hal 173).
Pada dasarnya, prinsip home learning adalah anak sebagai subyek dan memiliki kebebasan dalam belajar (hal 123). Pertama, ayah bunda harus mengubah rumah menjadi tempat belajar yang nyaman dan menyenangkan. Kemudian, diberikan fasilitas yang menunjang untuk belajar. Fasilitas yang dibutuhkan tidak harus mahal, bahkan dapat memanfaatkan berbagai barang yang ada di rumah. Dengan pendidikan seperti itu, diharapkan buah hati menjadi antusias dan dapat belajar sambil bermain. Sehingga terciptalah joyfull learning. Mereka tidak akan tertekan dan belajar dengan senang, sehingga semakin mudah dalam menyerap dan memaknai semua hal yang dipelajarinya.
Buku yang tersusun menjadi tiga bagian besar ini mengupas tentang home learning secara mendalam. Bagian pertama menjelaskan tentang seluk beluk home learning. Pada bab ini, diberikan tips mengajar dan mendidik yang baik. Kemudian dilanjutkan bab kedua dengan uraian tentang kebiasaan yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik putra putrinya di rumah. Pada bagian ini juga ditekankan bahwa belajar tidak semata-mata agar mendapatkan nilai yang bagus. Melainkan dijelaskan bahwa belajar itu penting untuk menunjang kehidupan di masa yang akan datang. Sedangkan bagian ketiga menjelaskan tentang teknis pelaksanaan home schooling. Ulasan tentang pembuatan kurikulum cukup lengkap dijelaskan di sini.
Home learning tidak hanya dapat diterapkan pada putra putri yang sudah masuk sekolah reguler. Sistem belajar seperti ini justru sangat tepat bila diterapkan pada anak usia dini. Rumah akan menjadi tempat belajar pertama. Hal terpenting adalah menanamkan pada buah hati bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Bukan membosankan seperti yang dirasakan anak-anak pada umumnya. Karena itu, orang tua memegang peranan penting sebagai pengasuh, pendamping, sekaligus guru pertama yang mereka tahu (hal 58).
Buku ini dapat menjadi panduan tepat bagi ayah ibu dalam mendidik anak, khususnya untuk mereka yang akan memilih konsep pendidikan home learning.
Judul : Home Learning: Belajar Seru Tanpa Batas
Penulis : Natalia Ridwan, Ning Nathan, dan Yulianti Hendra
Cetakan : Pertama, 2018
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 190 halaman
ISBN : 978-602-03-8086-5
Resensi ini dimuat di Koran Jakarta pada hari Selasa, 13 November 2018
2 comments found