[Resensi] Hapus Sedihmu Nikmati Hidupmu: Agar Ikhlas Menghadapi Cobaan
Ada beberapa hal yang terjadi di luar rencana manusia. Hal itu memunculkan rasa tidak puas, sakit hati, kecewa, hingga mempertanyakan alasan Allah melakukannya. Padahal, ketika hal demikian terjadi, tidak ada yang dapat dilakukan selain menjalaninya dengan ikhlas. Karena manusia hanya dapat merencanakan, sisanya Tuhan yang menentukan.
Buku ini berisi kumpulan cerita tentang keikhlasan menjalani hidup yang kadang tidak sesuai dengan keinginan. Terdiri dari 15 cerita inspiratif, buku ini dapat menjadi pengingat bahwa banyak orang yang hidupnya penuh liku dan air mata, tetapi berhasil melewatinya dengan baik. Meskipun diluar rencana dan lebih membutuhkan banyak usaha, muaranya tetap sama. Semua hal yang dirasa melenceng dan pada awalnya dianggap buruk, ternyata malah berdampak sebaliknya. Tuhan malah mengganti kesedihan itu dengan kebahagiaan yang berkali lipat.
Salah satunya adalah kisah Sri Bandiyah, seorang guru SD di Kutoarjo. Ia sering mengeluh karena hanya memiliki satu kendaraan dalam keluarganya. Perempuan itu selalu berdoa dan memohon pada Allah agar diberi rejeki lebih sehingga bisa membeli motor baru. Namun, Sang Pencipta berkehendak lain. Ia malah diberi musibah berupa kecelakaan yang membuatnya tidak bisa beraktifitas seperti biasa selama beberapa bulan.
Ia selalu mempertanyakan alasan Allah melakukan ini padanya. Padahal selama ini ia taat menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Setelah merenung, ia sadar bahwa selama ini kurang bersyukur dengan nikmat yang sudah dianugerahkan padanya dan malah meminta hal-hal yang belum tentu baik untuknya. Ia terus memohon ampun atas kekhilafannya selama ini dan tidak akan mengulanginya lagi. Dikemudian hari, Allah memberikan rejeki yang tidak pernah diduga oleh Sri (hal 227-245).
Musibah adalah ujian yang pasti akan Tuhan berikan kemudahan setelahnya. Maka, yang harus dilakukan manusia adalah bersabar atas ujian yang sedang dilalui. Sambutlah ujian dengan hati yang lapang dan ikhlas (hal 29). Allah memberi ujian bukan karena murka, tapi karena sayang pada kita. Mungkin saja selama ini ada hal-hal salah yang dilakukan dengan sadar maupun tidak. Ujian bisa menjadi bentuk teguran atas hal yang keliru itu. Sang Pencipta ingin kita introspeksi diri dan berubah menjadi hamba yang lebih baik.
Jika pernah mengalami musibah atau kehilangan yang menyakitkan dan menyedihkan, nikmati rasa sakit itu. Nikmati dan jalani, karena semua itu tidak dapat dihindari. Hal itu adalah satu fase agar kita mampu menaiki fase berikutnya, yaitu mensyukuri (hal 204). Selain itu, derajat kita akan naik menjadi lebih tinggi lagi di hadapan Allah. Dibalik kehilangan yang dialami, pasti ada hikmah dibaliknya. Tuhan tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan yang baik untuk kita.
Kisah-kisah dalam buku ini disampaikan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Topik ceritanya pun luas, mulai dari kisah mengenai perjuangan anak muda yang sedang menggapai cita-cita, kesulitan dalam karier dan jodoh, hingga ujian dalam kehidupan rumah tangga. Di akhir sebuah cerita, diselipkan jendela inspirasi yang berisi hikmah dari kisah yang dituliskan. Hal itu membuat pembaca menjadi semakin mudah belajar dan memahami intisari kisah tersebut.
Buku ini penting dibaca agar menjadi motivasi dan kita tidak melulu bersedih ketika hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan terjadi. Bersedih boleh, tapi jangan berlebihan. Kita harus belajar sabar dan terus menguatkan hati, sehingga nantinya akan menjadi manusia yang lebih tegar dari sebelumnya.
Selalu berbaik sangka pada Sang Pencipta juga tidak boleh dilupakan. Yakin bahwa Allah akan memberikan ganti dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Tuhan lebih mengetahui hal yang sesuai dengan hambanya dan mana yang tidak. Bisa jadi Sang Maha Pengasih dan Penyayang tidak memberikan sesuatu yang kita minta tetapi memberikan apa yang kita butuhkan.
Jalani berbagai hal yang sudah dipersiapkan untuk kita dengan ikhlas. Nikmati hal tersebut, sehingga akan lebih banyak rasa syukur yang dirasakan (hal 291).
Judul : Hapus Sedihmu Nikmati Hidupmu
Penulis : Dwi Suwiknyo, dkk.
Penerbit : Noktah
Cetakan : Pertama, 2018
Tebal : 348 halaman
ISBN : 978-602-51185-9-3
Resensi ini dimuat di koran Kedaulatan Rakyat pada hari Minggu, 9 Desember 2018