[Cernak] Liburan di Perpustakaan

[Cernak] Liburan di Perpustakaan

Hari ini adalah hari pertama anak-anak masuk sekolah setelah libur semester ganjil. Kelas tiga begitu riuh. Anak-anak tampak senang dan antusias menceritakan liburan masing-masing yang sangat berkesan.

“Kemarin aku liburan ke kebun binatang. Keren sekali! Ada banyak hewan liar di sana! Macan, singa… oh iya ada panda juga!” kata Tedi.

“Kalau aku liburan ke pantai sama ayah dan ibu. Di sana aku bermain air, membuat istana pasir, dan makan makanan laut. Nyam nyam, enak sekali!” sahut Niken tak mau kalah.

“Hei, liburanku lebih seru! Aku liburan di Jakarta bersama bunda. Aku bermain di taman hiburan, mencoba banyak permainan, juga membeli banyak mainan yang dijual di sana,” cerita Andi berapi-api.

Meskipun kelas begitu ramai, ada satu orang yang hanya duduk di bangkunya dan tak ikut bergabung. Dialah Novan. Selama liburan semester, ia sibuk membantu ibu berjualan bakso di depan rumah. Warung itu selalu ramai sejak pagi, sehingga ibunya kewalahan dan butuh bantuan. Novan merasa kasihan dengan ibu yang bekerja begitu keras untuknya. Karenanya bocah itu rajin membantu ibu. Kadang ia membeli beberapa barang dagangan yang habis atau mencuci mangkok dan gelas kotor.

“Kalau kamu liburan di mana, Van?” tanya Andri yang menyadari bahwa temannya itu sejak tadi diam.

Novan menunduk malu. Ia tidak punya sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Dia memilih diam tak menjawab pertanyaan kawannya. Bunyi bel menyelamatkannya hingga tidak perlu menjawab pertanyaan itu.

***

Sampai di rumah, Novan termenung di kamar. Kisah liburan teman-teman membuatnya ingin memiliki cerita yang sama. Saat melamun, ibunya berteriak, “Van tolong ambilkan es, Nak.”

Dengan lesu, anak itu mengambilkan es lalu membawanya ke teras, tempat berjualan bakso. Ibu memperhatikan gerak gerik putranya yang tampak sedih dan tak bersemangat. Melihat itu, sang ibu menghampirinya.

“Ada apa, Nak?”

“Tadi teman-teman di sekolah menceritakan liburan mereka yang begitu menyenangkan, Bu. Sedangkan aku… aku…,” ujarnya pada ibu dengan mata berkaca-kaca.

“Kamu ingin pergi liburan?”

Anak itu mengangguk penuh harap. Namun, ia tahu bahwa ibu tidak punya waktu untuk berlibur dengannya karena sibuk berjualan bakso. Novan kembali menunduk lesu.

“Bagaimana kalau setelah dagangan ibu habis, kita ke perpustakaan daerah? Ibu akan menemanimu ke sana, karena kamu sudah begitu rajin membantu ibu berjualan bakso selama liburan sekolah,” tawar ibu yang lantas dibalas anggukan cepat oleh Novan.

Secepat kilat bocah itu berganti pakaian dan bergegas pergi ke perpustakaan bersama sang ibu. Sesampainya di sana, ia sangat terkejut. Gedungnya begitu besar dan memiliki halaman luas. Kata ibu, pengunjung tidak hanya dapat membaca dan meminjam buku, tetapi juga bisa bermain serta menonton film. Sungguh menakjubkan!

“Kamu mau nonton film, Nak?” tanya ibu setelah mendengar pengumuman dari petugas perpustakaan bahwa akan ada pemutaran film.

“Aku mau nonton, Bu!” jawab bocah itu penuh semangat.

Ternyata untuk menonton film, mereka tidak dipungut biaya alias gratis. Keduanya langsung memasuki ruangan yang sudah pernuh dengan orang-orang. Wah, ini akan menjadi pengalaman pertamanya menonton film di perpustakaan!

Selesai menonton film, ibu mengajak putranya ke ruang baca anak di lantai satu. Matanya terbelalak ketika melihat banyaknya buku yang ada di rak. Tak hanya itu, ruangannya begitu menarik karena dindingnya dilukis dengan gambar-gambar yang lucu. Anak itu mendekati satu rak dan menemukan buku-buku dongeng yang selama ini ingin ia baca.

“Bu, apakah buku ini boleh dipinjam?” tanyanya sambil menunjuk salah satu buku dongeng.

“Tentu saja boleh. Tapi, kamu harus membuat kartu anggota dulu, Nak. Kamu belum punya kan?”

Putranya itu menggeleng lalu kembali bertanya, “Aku boleh pinjam berapa buku, Bu?”

“Tiga buku, Nak,” jawab ibu tersenyum senang melihat putranya begitu tertarik.

“Kamu masih mau berkeliling tidak? Di sebelah ruangan ini ada ruang musik. Kamu boleh bermain berbagai alat musik musik di sana.”

Anak itu sontak mengangguk setuju. Tak pernah ia sangka bahwa di perpustakaan bisa begitu menarik dan menyenangkan seperti ini. Pikirnya di perpustakaan daerah hanya ada buku seperti perpustakaan di sekolahnya. Ternyata ada banyak tempat untuk bermain sambil belajar. Liburan di perpustakaan begitu asyik. Esok ketika liburan tiba, Novan akan menghabiskan waktunya di sini lagi.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: