Tentang Penyesalan dan Cara Menyikapinya
Pernahkah kamu menyesal atas suatu hal? Bagaimana kamu mengatasinya?
Penyesalan bukanlah satu kata yang asing untuk saya, karena tak jarang merasakannya. Banyak faktor penyebabnya. Salah duanya adalah persiapan yang kurang matang dan kurangnya keberuntungan. Kombinasi keduanya mampu menjadi senjata yang ampuh untuk menarik penyesalan itu datang menghampiri.
Saya mengasosiasikan penyesalan dengan kegagalan dan kesalahan. Menyesal karena gagal masuk ke perguruan tinggi impian, pekerjaan dambaan, atau jodoh yang telah lama diharap-harapkan. Rasanya sangat menyakitkan, sesak di dada, dan rasa menggebu agar waktu dapat diputar kembali berdentum dalam hati. Satu hal yang perlu diingat, bahwa Tuhan selalu memiliki rencana terindah untuk umatNya. Kamu tak perlu risau.
Namun, hal itu tak mudah untuk dipraktikan. Nyatanya, sakit karena penyesalan sukar sembuhnya. Terlebih, bila hal tersebut sulit atau tak bisa diperbaiki. Proses penerimaannya bisa jadi akan berlangsung seumur hidup. Membayangkan bahwa penyesalan terus menghantui, menjadi sesuatu yang sangat membuat ngeri, sehingga banyak orang berusaha keras agar hal itu tak akan terjadi.
Sebuah Penyesalan yang Tak Terduga
“Semua orang sudah berhasil. Tapi aku gagal sendiri. Mengapa semua perjuangan tak membuahkan hasil? Mengapa kegagalan justru mendekat pada saat aku ingin pergi menjauhinya?”
Sekeras apa pun berusaha, kalau kegagalan itu tiba, pastinya akan membuat rasa sesal itu datang juga. Siapa yang bisa menyangkal takdir ilahi? Kita bisa optimis, berencana, dan mengupayakan hal sedemikian rupa. Namun, bila jalan hidup berkata lain, semua itu seolah tak berarti. Gagal. Sesal. Itulah yang harus dihadapi. Tak usah berangan-angan lagi.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Seringkali, orang bersiap untuk menang, tetapi tidak pernah siap untuk kalah. Sejak awal, mental siap kalah hendaknya sudah dibangun. Pondasi hati harus dibangun sedemikian rupa, agar siap menahan bahagia kemenangan dan muramnya kegagalan.
Apabila sudah terlanjur menyesal, cobalah ingat bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Penerimaan akan hal tersebut, setidaknya akan membuat hatimu lebih lapang dan tenang. Berdoalah, berkeluh kesahlah pada Tuhan. Berdoalah padaNya, agar kamu diberikan kekuatan dan kemudahan agar ikhlas menjalani takdirNya.
Lihatlah juga ke samping kanan dan kiri. Tundukanlah juga kepala untuk melihat mereka yang kurang beruntung. Tidakkah kamu tak malu, menyesal dan sedih untuk sesuatu hal yang belum pasti? Di sisi lain, justru posisimu saat ini sangat diinginkan orang lain untuk ditempati. Bersabarlah, rencana Tuhan akan selalu indah.
Agar Sesal tak Menghampiri
Sebenarnya, penyesalan itu dapat dihindari dengan mengusahkan sesuatu agar kita nggak mengalaminya. Kalau takut tidak lulus ujian, kamu harus belajar dengan tekun. Apabila enggan arus kas rumah tangga terbengkalai, kamu harus membuat rinciannya dan mengaturnya dengan sedemikian rupa. Jika kamu ingin bertubuh sehat, olahraga dan makan makanan bergizi harus senantiasa dilakukan.
Masih banyak lagi contoh serupa yang saya yakin, kamu pasti sudah mengetahuinya. Namun, sekadar tahu saja tidak cukup. Diperlukan aksi nyata dan konsistensi dalam merealisasikannya. Kobaran semangat juga harus dijaga, jangan sampai lengah dan loyo. Terus katakan pada dirimu bahwa kamu bisa melakukannya!
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Yah, lebih baik bersusah-susah dahulu dan bersenang-senang kemudian. Ingatlah bahwa lelah perjuanganmu akan diganti dengan senyum bahagia atas keberhasilan. Camkan dalam benakmu bahwa usaha tak akan pernah mengkhianati hasil.
Tekankanlah dalam dirimu, Tuhan sudah membagi ‘bagianmu’ sejak sebelum ruhmu akan ditiupkan ke dalam segumpal daging dalam perut ibu. Tugasmu adalah menjemput bagian itu. Kalaupun hal yang kamu perjuangkan belum didapat, mungkin saja itu bukan bagianmu, tetapi bagian orang lain. Bukankah Tuhan sudah begitu adil pada hambaNya?
Tetap Semangat
Menghadapi penyesalan tidak pernah mudah. Namun, satu hal yang perlu kamu percaya. Kamu pasti bisa. Biarlah rasa sesal itu terkikis oleh waktu yang terus berputar. Lepaskanlah, ikhlaskanlah. Kelak, kamu akan mendapatkan bagianmu. Meskipun sulit, kamu harus menghadapinya dengan semangat! Bukankah Tuhan selalu memberikan sesuatu tepat pada porsinya? Percayalah bahwa Tuhan itu adil dan menyayangi hambaNya.
Untuk kamu yang kini tengah diliputi rasa sesal dan kesedihan, bersabarlah, berjuanglah, dan terus melangkah ke depan. Kamu kuat! Kamu hebat! Jemputlah bahagia yang sudah menanti di depan keningmu!