Adaptasi Kegiatan Literasi pada Masa Pandemi

Adaptasi Kegiatan Literasi pada Masa Pandemi

Tak terasa sudah hampir enam bulan, pandemi telah membatasi berbagai kegiatan kita. Kampanye untuk #tetapdirumah, #belajardirumah, #bekerjadarirumah tak henti dilakukan oleh pemerintah dan influencer. Pada awalnya memang banyak yang mengikuti saran tersebut, tetapi semakin ke sini, kedisiplinan itu perlahan surut, seiring dengan berbagai tuntutan dan tanggungan yang mesti dipenuhi. Ujungnya, kebijakan new normal mulai digalakkan pemerintah dan memunculkan kebiasaan baru.

Pada awal pandemi, saya juga melakukan #bekerjadarirumah, hanya sesekali berangkat untuk piket. Itu pun ditambah dengan adanya libur hari raya Idul Fitri yang membuat diri ini semakin santai dan hari bebas tugas menjadi semakin panjang. Apalagi, bila dibandingkan dengan awal tahun, saya merasa cukup sibuk beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. Cukup melelahkan bagi introver seperti saya. Sehingga membuat saya meninggalkan beberapa hobi yang sudah sejak lama saya tekuni.

Kembali ke Kebiasaan Lama

Setelah sekian lama tidak “tenang” dalam melakukan hobi, saya kembali memulainya. Saya kembali membuka Ipusnas, meminjam, kemudian membaca buku di sana. Saya juga mulai berlangganan Gramedia Digital. Langkah kecil itu saya mulai dengan harapan hobi saya dapat kembali seperti semula lagi. Yah, saya terkena reading slump dan tidak punya keinginan untuk membaca sedikit pun.

Beruntung, saat itu ada beberapa novel bagus yang baru saja diterbitkan. Tentu saja hal itu menambah semangat dalam membaca. Akibatnya, pada bulan April, saya berhasil menyelesaikan sekitar 17 buku. Bacaan yang selama ini tak pernah rampung dibaca, coba saya tamatkan. Sebuah pencapaian yang cukup luar biasa, mengingat pada awal tahun saya sangat loyo dan tidak produktif.

Kebiasaan tersebut berlanjut ke bulan Mei. Meskipun tak seintens bulan sebelumnya, setidaknya hal tersebut sedikit mengembalikan mood baca saya yang sempat hancur berantakan dan berceceran. Alhamdulillah, berlanjut ke bulan Juni, Juli, hingga sekarang.

Jadi Lebih Produktif

Kata orang, membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling berkaitan. Apakah benar? Yah, selaras dengan jumlah buku yang saya baca, keinginan untuk menulis juga semakin meningkat. Saya yang dasarnya suka mereview atau meresensi buku, semakin bersemangat, karena memiliki banyak bahan untuk dituliskan.

Biasanya saya menuliskan semuanya pada pagi hari. Tak mesti setelah baca langsung menulis, tetapi kadang saya harus mengendapkan seluruh hal yang ingin saya tuliskan dalam otak dulu atau mencatat poin-poin penting di buku, untuk kemudian saya pindahkan dalam bentuk tulisan. Hasilnya apa? Blog saya menjadi agak ramai, hehe, setelah sebelumnya sempat mati suri.

“Menjadi produktif itu menyenangkan. Apalagi produktif dari hobi kita.”

Setelah semua itu berjalan beberapa bulan, tak ayal bila kini berubah menjadi kebiasaan. Sekali lagi, walaupun tak seintens saat libur, setidaknya keinginan untuk tetap membaca dan menulis itu tetap ada. Yah, walaupun terkadang tulisan saya hanya berakhir menumpuk dalam laptop yang tak tahu akan diapakan.

Berharap Terus Berlanjut

Saya berharap semangat dalam membaca dan menulis ini terus menyala. Sejujurnya, saya justru bisa cukup stress ketika sedang tidak mood baca atau menulis. Saya ingin tetap produktif, meskipun bisa dibilang dalam situasi tak menentu seperti saat ini.

Saya pikir itu saja sharing mengenai kebiasaan baru saya selama pandemi ini. Covid-19 memang membawa dampak negatif bagi banyak orang. Namun, jangan lupa untuk tetap mengambil hikmah dari kejadian ini. Tuhan tak akan membuat peristiwa tanpa makna. Akan selalu ada hikmah, tinggal kita mau memaknainya atau tidak.

Sampai jumpa di postingan saya selanjutnya!

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: