[Review] I’mperfect – Meira Anastasia: Menerima Diri dengan Setulus Hati
Menjadi cantik adalah dambaan semua wanita. Namun, sudah menjadi rahasia umum bila terdapat standar tak tertulis yang jauh dari representasi perempuan Indonesia secara general. Kulit putih bersih, tinggi semampai, serta berat badan ideal adalah beberapa di antaranya. Apabila tidak memenuhinya, tak jarang kaum hawa akan diejek, dibully, atau diperlakukan diskriminatif.
Tuntutan tak kasat mata itulah yang membuat banyak wanita berusaha keras memiliki tampilan fisik paripurna. Wajar, apabila berbagai klinik kecantikan dan kosmetik laris di pasaran. Banyaknya iklan di berbagai media juga dapat menjadi salah satu penyebab terbentuknya pola pikir tentang standar kecantikan tertentu. Pun dengan paparan media sosial yang menjadi tempat menunjukan diri terbaik pada khalayak.
Hal itu juga dirasakan oleh Meira Anastasia, hingga sempat membuatnya rendah diri. Perempuan itu kerap disebut tidak pantas menjadi istri seorang public figure karena dianggap tidak cantik. Lontaran kekecewaan fans suaminya datang dari sosial media. Komentar jahat itu sering menyinggung warna kulitnya yang lebih gelap dari sang suami, rambut yang dipangkas pendek, serta tubuhnya yang cukup berisi.
Segala macam komentar negatif yang didapatkan, menjadi beban pikiran tersendiri untuk Meira. Wanita itu lantas mengupayakan banyak hal agar tubuhnya sempurna, untuk membungkam penulis komentar jahat, dirinya sendiri, dan suaminya. Usaha itu dimulai dengan berlatih sendiri di rumah, bermodal matras, aplikasi workout, dan niat (hal 53).
Namun, setelah beberapa waktu berlalu, hasil yang didapatkan belum sesuai dengan harapan. Berat badannya tidak banyak berubah. Tubuhnya masih penuh lemak. Tak puas, ia menambah upayanya itu dengan terus berolahraga, menjaga pola makan, bahkan mencoba untuk melakukan tindakan medis ekstrem pada tubuhnya. Segala ikhtiar itu ia lakukan dengan tekun demi mendapatkan hasil maksimal.
Namun, pada satu titik Meira merasakan bahwa segala yang dilakoninya itu salah. Muncul sebuah pola pikir baru, bahwa setiap perempuan cantik dengan caranya sendiri. Lagi pula, ia tidak merasa bahagia ketika menjalani berbagai kegiatan yang menunjangnya untuk memiliki tubuh ideal. Wanita itu sadar bahwa perubahan fisik bukan segalanya, karena perubahan pikiran atau mindset jauh lebih penting (hal 58). Untuk menjadi cantik, tidak melulu yang ditonjolkan harus fisik.
Buku ini membuktikan bahwa lisan dapat menjadi senjata yang ampuh dan mematikan. Bermula dari komentar, ejekan, ataupun candaan orang lain tentang fisik, dapat berujung pada munculnya rasa tidak percaya diri seseorang. Rasa minder itu akan menimbulkan banyak dampak, salah satu yang terburuk adalah depresi hingga bunuh diri. Oleh karena itu, kita sebaiknya menjaga lisan dan jempol ketika bermain sosial media, agar tidak ada korban seperti Meira.
Buku tidak hanya menyajikan kisah tentang liku-liku kehidupan Meira, tetapi juga tips-tips workout yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah agar badan tetap sehat, bugar, dan mengurangi lemak berlebih di tubuh. Perempuan itu mengajak pembaca untuk menjadikan olahraga seperti sahabat baik yang selalu ada dan mengajarkan untuk berpikiran positif, sehingga selalu bisa memberikan tantangan baru dan membantu kita bertumbuh menjadi manusia yang lebih kuat serta lebih baik lagi (hal 108).
Pentingnya penerimaan diri juga ditekankan dalam buku setebal 172 halaman ini. Terkadang, kita membuka mata terlalu lebar ketika melihat kekurangan diri sendiri, hingga menutupi kelebihan yang dimiliki. Hal itu membuat perempuan selalu merasa kurang dengan apa yang sudah dipunyai, alih-alih bersyukur terhadap nikmat yang sudah diberi. Kemudian, cara-cara instan menjadi pilihan untuk mengubah segala hal yang dianggap kurang. Namun, hasilnya tak jarang justru berujung pilu.
Menjadi sempurna, bukanlah tentang memiliki tubuh ideal yang sesuai dengan standar tidak tertulis di masyarakat. Seorang wanita dapat menjadi sempurna ketika berani mengakui dan menerima ketidaksempurnaannya.
Judul : I’mperfect
Penulis : Meira Anastasia
Cetakan : 2019
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 172 halaman
ISBN : 978-602-03-8219-7
Resensi ini telah dimuat di koran Jawa Pos Radar Madura pada hari Rabu, 13 Mei 2020