[Review] Heart and Soul – Windhy Puspitadewi (2014)
“Karena cinta memang datang dengan luka. Mereka sudah satu paket. Itu sebabnya kita harus mencari orang atau penyebab yang layak atas luka itu.” (hal 275-276)
Novel ini bercerita tentang Erika yang hidupnya cukup menyedihkan. Ditinggal pergi oleh sang ayah serta ditinggal mati oleh ibunya diusianya yang masih muda. Betapa tragis hidupnya. Karena iba, keluarga tante Flora, salah satu tetangganya meminta gadis itu untuk tinggal di rumahnya bersama suami dan anak tunggalnya, Aro.
Semua kejadian menyedihkan yang menimpa Erika ternyata berdampak pada kepribadiannya, yang menjadi cukup tertutup pada orang lain. Ia ketus pada teman-temannya. Tak ayal jika ia hanya memiliki dua sahabat, yakni Aro dan Linda.
Seiring berjalannya waktu, muncul Leo, cowok ganteng yang pindah ke sekolahnya dan menjadi teman sekelas mereka. Semenjak kehadiran cowok itu, Erika belajar banyak hal dan mengetahui rahasia terdalam tentangnya dan keluarganya yang sebelumnya menjadi misteri yang sulit terpecahkan.
“Semua manusia itu sama dan semua manusia pantas dicintai bagaimanapun dia. Jadi, belajarlah mencintai dirimu sendiri dan menerima cinta dari orang-orang di sekitarmu. Belajarlah untuk menerima kebaikan dari orang-orang yang mencintaimu.” (hal 89)
Sebelum masuk ke review, saya mau cerita sedikit tentang perjuangan saya mendapatkan buku ini. FYI, susaaaaah banget dapetin buku ini. Berbagai toko buku baik online maupun offline nggak ada yang jual. Hingga akhirnya ada salah satu toko online yang saya temukan, menjual buku ini. Namun, prosesnya sangat lama dan memakan waktu lebih dari dua minggu hanya untuk mengambil buku ini di gudang penerbit. Akhirnya saya batalkan aja.
Kemudian saya iseng nyari di google. Ternyata ada banyak yang jual, tetapi kondisinya bekas. Pikir saya waktu itu bekas nggak masalah yang penting masih layak baca dan saya dapat bukunya. Singkat cerita, saya memutuskan untuk beli di bukalapak dengan harga 20.000. Puas? Tentu saja! Apalagi ini bukunya masih sangat layak baca.
Okee, prolognya cukup. Kita kembali ke review yaa.
Seperti cerita saya sebelumnya, novel ini saya dapatkan dengan susah payah. Itu menandakan bahwa ekspektasi saya terhadap novel ini cukup tinggi. Apalagi penulisnya adalah Windhy Puspitadewi, salah satu penulis favorit saya. Saya sudah jatuh cinta dengan Let Go, Incognito, dan series Touche-nya, sehingga saya memiliki harapan lebih pada buku ini.
Pada novel ini Windhy masih menggunakan setting masa SMA. Temanya menurut saya hampir mirip dengan Let Go. Bedanya, di Let Go tokoh utama benci seseorang karena ditinggalkan. Sedangkan pada novel ini temanya bergeser sedikit pada tokoh utama yang takut ditinggalkan sehingga memproteksi diri dari orang-orang yang mendekatinya.
Tokoh utama novel ini adalah Erika. Gadis itu digambarkan begitu ketus, tegas, terkesan jahat, tetapi bila diteliti lebih dalam, dia begitu penyayang. Ia terkenal cerdas, tak ayal bila menjadi juara kelas. Masa lalu yang kelam membentuknya menjadi pribadi yang sangat selektif. Gadis itu tidak membiarkan sembarang orang masuk ke dalam hidupnya. Ia takut dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang dicintai.
Saat masih kecil, Erika ditinggalkan ayahnya setelah usaha keluarga mereka bangkrut. Bapaknya itu kabur, meninggalkan anak istrinya. Mau tak mau, ibu Erika harus berjuang mati-matian untuk melunasi hutang-hutang sekaligus bertahan hidup. Erika belum bisa banyak membantu karena masih kecil. Mereka berdua berjuang, hingga akhirnya sang ibu wafat, meninggalkan anak itu sebatang kara. Iba, keluarga Tante Flora pun berinisiatif mengasuh Erika dan meminta gadis itu tinggal di rumahnya.
Di keluarga barunya, Erika disayang seperti anak kandung Tante Flora sendiri. Kasih sayang perempuan paruh baya itu padanya, sama besar dengan curahan cintanya pada Aro, anak semata wayangnya. Hal itu membuat Aro menjadi salah satu teman baiknya di sekolah, selain Linda. Karena di sekolah, Erika hanya punya mereka. Teman yang lain menganggap Erika sebagai pribadi yang ketus dan judes, sehingga kurang disukai.
Cerita menjadi sangat menarik ketika Leo muncul. Laki-laki pindahan dari Amerika itu begitu mencuri perhatian warga sekolah. Ganteng, pintar, dan ramah adalah secuil dari kelebihannya. Anak itu akan menjadi warna baru dalam hidup Erika dan membuatnya menjadi lebih terbuka pada dunianya. Yang paling penting adalah laki-laki itu menjadi pintu terbukanya fakta tentang salah satu orang terdekatnya.
Seperti biasanya, Windhy mampu membangun karakter yang loveable. Setelah Raka di Let Go, Erik di Incognito, Indra di Touche, Hiro di Touche Alchemist, dan Edward di Touche Rosetta, ia kembali membuat karakter yang serupa tetapi memiliki efek yang sama. Aro, Leo, dan Erika, ketiganya begitu mencuri perhatian dengan porsinya masing-masing. Aro yang nggak cukup cerdas sehingga sering diolok-olok Erika. Leo dengan beragam kelebihannya tetapi menyimpan banyak rahasia. Sedangkan Erika yang keras di luar namun lembut di dalam. Tokohnya sangat manusiawi sehingga relevan dengan kehidupam sehari-hari.
“Daripada berbicara di dunia maya, lebih baik berbicara di dunia nyata. Lagi pula, aku masih tak mengerti apa gunanya melaporkan apa yang sedang kita lakukan setiap hari ke orang-orang yang belum tentu kita kenal.” (hal 132)
Alur cerita sebenarnya mudah ditebak sejak awal. Namun, penulis bisa membawa pembaca untk mengikuti kisahnya. Sedikit twist di akhir cerita, membuat perasaan saya menjadi semakin jatuh bangun saat membacanya. Ceritanya seputar anak-anak SMA dan kehidupan sekolahnya yang menarik, tentu saja. Tentang pertemanan, prestasi, dan tugas sekolah. Apalagi ketika tugas untuk membedah hewan pada pelajaran Biologi. Itu sangat menarik. Saya yang bukan anak biologi, sedikit banyak jadi bisa membayangkan bagaimana mereka membedah hewan-hewan itu.
Pesan yang ingin disampaikan novel ini begitu banyak, tetapi tak langsung dilemparkan ke muka pembaca. Melalui dialog-dialog cerdas, sarkas, dan penuh sindiran, pesan itu terurai. Tentang buruknya mencontek, kerja keras, pantang menyerah, serta cara menyikapi orang lain setelah diri sendiri ditinggalkan. Seperti Erika yang begitu menutup diri setelah ditinggal kedua orang tuanya. Nah, melalui itulah pesan-pesan itu disampaikan.
Menurut saya novel ini memiliki banyak kelebihan. Permasalahan yang diangkat sangat relevan dengan kehidupan nyata, penulis juga mampu meramu novel ini sedemikian rupa hingga pesannya sampai pada pembaca. Novel ini bisa dibaca sekali duduk. Saya baca novel ini dari jam sembilan malam hingga setengah satu pagi. Itu membuktikan bahwa saya bahkan rela begadang buat baca, karena memang sangat menarik.
Sayangnya, novel ini masih memiliki beberapa hal yang membuat saya kurang sreg. Mengenai cover, saya kurang sreg. Entahlah, mungkin saya lebih suka gambar yang bukan realistis seperti itu. Saya lebih suka tipe cover seperti cover baru novel Let Go. Simpel tapi mengena pada isi buku.
Oh iya, entah mengapa saya juga merasa kalau margin atas buku itu terlalu pendek. Hal itu membuat kesan layout bukunya kurang rapi. Namun, sekali lagi ini bukan masalah besar ya. Kesalahan penulisan juga masih kerap saya temukan. Cukup banyak sebenarnya, tapi saya nggak catat mana saja.
Namun, satu hal yang masih mengganjal. Pada awal cerita, ayah Erika digambarkan sangat perhatian dan sayang pada keluarganya. Kemudian, di akhir cerita, juga dikatakan hal yang serupa. Tapi kenapa si ayah dengan tega meninggalkan anak dan istrinya melalui permasalahan itu sendiri?
Kalau dia merasa bersalah atas semua permasalahan itu, bukankah seharusnya ia tetap bersama keluarganya dan mencari solusi bersama, bukan dengan meninggalkan dan membuat anak istrinya menderita? Sebagai ayah yang dikatakan baik, menurut saya tindakannya untuk lari itu menunjukan kalau dia memang nggak bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Wuaah, sepertinya sudah terlalu panjang ya? Saya pikir segitu dulu deh reviewnya. Terlepas dari kekurangannya, saya tetap puas dengan novel ini. Karena setelah sekian lama dan menemui berbagai drama, saya akhirnya bisa baca juga! Yey!!!
Novel ini saya beri rate 4 dari 5 bintang. Meskipun akhir ceritanya saya kurang sreg, tapi nggak apa-apalah, saya terima. Selalu suka dengan bukunya Windhy. Saya pastikan ini bukan novel Windhy terakhir yang saya baca karena sejak Let Go, saya sudah jatuh cinta dengan caranya untuk membangun sebuah karakter dan alur cerita yang seru! Good Job Mbak Windhy! Saya tunggu series Touche kamu yang keempat!
Sekian! Sampai jumpa di postingan saya selanjutnya!
Judul : Heart and Soul
Penulis : Windhy Puspitadewi
Cetakan : Pertama, 2014
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 336 halaman
ISBN : 979-780-750-9
*Review ini pernah saya posting di blog lama saya pada tanggal 4 Juni 2019