Melihat Lebih Dekat Produk Craft dan Fashion UKM Istimewa

Melihat Lebih Dekat Produk Craft dan Fashion UKM Istimewa

Sejak masih SD, saya sudah tertarik dengan barang-barang hasil kerajinan. Kenapa? Karena saya sering melihat karya ibu ketika masih muda. Salah satu hasil tangan ibu adalah sebuah gambar masjid hasil kristik yang ditempel di dinding ruang tamu. Karya itu sempat membuat saya sangat termotivasi untuk belajar agar dapat melebihi beliau.

Saya membeli buku panduan membuat kristik, kain, benang, dan jarum. Namun, karena keterampilan tangan saya kurang mendukung, butuh waktu lama untuk mempelajarinya. Akhirnya, setelah beberapa waktu berlalu, saya mulai menyerah. Ketertarikan saya beralih pada hal yang lain, yakni membuat karya dari barang bekas.

Dulu, saya sering melihat di televisi tentang orang yang mampu menyulap barang bekas menjadi barang yang bernilai jual. Ada yang membuat tas dari bungkus marimas. Ada juga yang membuat tirai dari bekas teh gelas. Karya itu membuat saya terheran-heran sekaligus kagum. Bagaimana bisa mereka bisa terpikirkan untuk membuat barang yang semula dianggap sampah menjadi berkah? Betapa berharganya sebuah kreatifitas!

Saya mencoba mempraktikannya sendiri. Beruntung, percobaan kali ini saya cukup berhasil. Barang yang saya buat, mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama. Beberapa di antaranya adalah rak sepatu dari gelas air mineral dan kardus, stand smartphone, serta rak buku dari kardus. Walaupun dari penampilannya belum layak jual, tetapi dari segi daya gunanya cukup menjanjikan, loh!

Sayangnya, beberapa barang tersebut sudah rusak karena sudah lama saya buat. Yang keadaannya masih cukup baik adalah rak sepatu. Walaupun sudah berumur hampir tiga tahun, tetap kokoh menjadi rumah sepatu-sepatu saya.

Di Jogja, banyak yang membuat dan menjual kerajinan semacam itu. Tentunya dengan tampilan yang lebih bagus dan kualitasnya oke. Contohnya? Coba tengok di Malioboro. Di sana banyak berjejer pedagang yang menawarkan hasil kerajinan. Pun di pasar Beringharjo. Kualitasnya bagus, harga bersaing. Namun, tak hanya di sana saja. Kamu juga bisa menemukan berbagai karya kerajinan di sudut Yogyakarta yang lain.

Kamu bisa membuktikannya lewat pameran craft, fashion, dan kuliner yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta dan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta. Acara ini digelar di Piramid, Jalan Parangtritis km 5,5, Sewon, Bantul mulai tanggal 22 Maret hingga 23 Maret 2019. Di sini kamu akan disuguhi produk kerajinan oleh lebih dari 20 UKM craft dan fashion unggulan dari kabupaten Bantul. Kamu yang memiliki ketertarikan yang sama seperti saya, bisa langsung datang ke sana.

Ketika memasuki area pameran, saya langsung disambut dengan beragam stand kuliner. Dari makanan ringan hingga makanan berat, kamu bisa menemukannya. Mie lethek, nasi bakar, kripik pisang, hingga dawet daun pisang, bisa kamu temukan di sini.

Namun, saya memutuskan bahwa sesi icip-icip jajanan dilakukan setelah melihat-lihat dulu. Di bagian depan, dekat stand kuliner, terdapat satu tempat yang penuh dengan produk craft dan fashion. Ternyata semua produk itu merupakan produk UKM Bantul “Mandiri”.

Berbagai Produk Craft dan Fashion UKM Bantul “Mandiri”

Di bagian depan dipajang berbagai macam gantungan kunci, gelang, kalung, batik, baju, jaket, dan lainnya. Saat masuk, saya melihat ada seorang ibu-ibu yang sedang membatik. Namanya adalah Rusyatimah. Beliau tampak lihai sekali saat menggoreskan canting pada kain mori. Kami berbincang sebentar. Ternyata, beliau sudah mulai belajar membatik sejak tahun 1975 alias saat berumur delapan tahun. Pantas saja!

Bu Rusyatimah sedang membatik

Bu Rusyatimah lahir di keluarga yang memang menggeluti kegiatan membatik. Mulai dari nenek, ibu, hingga beliau. Caranya belajar batik cukup unik. Beliau mengatakan bahwa oleh ibunya, hanya diberi canting, malam, dan mori. Tak pernah diajari tentang teknik membatik yang benar. Beliau belajar dengan cara mengamati ibunya ketika membatik. Dari pengamatan tersebut, kemudian beliau mencoba menggores morinya dengan canting yang dibubuhi malam. Sekarang, kamu bisa lihat hasilnya yang sangat cantik.

Selagi melihat beliau membatik, Ibu Rusyatimah bercerita bahwa anak-anak zaman sekarang kurang tertarik untuk belajar membatik. Selain itu, mereka juga susah untuk diajak membatik dalam waktu yang lama. Maksudnya, kegiatan membatik hanya dilakukan sebentar-sebentar yang kemudian diselingi dengan bermain smartphone.

Beliau menambahkan bahwa ketika membatik, dibutuhkan ketelitian dan ketekunan agar lekas selesai. Saat membatik tak jarang membuat tangan kotor terkena malam. Nah, menurutnya akan lebih baik bila membatik dilakukan tanpa diselingi kegiatan yang agak kurang penting. Saran dari beliau ini harus diperhatikan ya, khususnya untuk kamu yang suka membatik. Cobalah, agar nanti hasil batiknya bagus.

Di sela perbincangan kami, Bu Rusyatimah berbaik hati membagikan beberapa teknik dalam membatik agar hasilnya bagus. Salah satunya adalah teknik agar malamnya tidak mblobor alias malam pada satu pola tidak menyatu dengan malam yang ada di pola yang lain. Katanya, itu membuat motifnya menjadi gambar garis ketika sudah diberi pewarnaan, padahal motif awalnya adalah lingkaran-lingkaran kecil yang berjejer rapi. Beliau juga memperlihatkan cara melakukannya, sehingga saya jadi lebih paham.

Hasil batik ibu Rusyatimah

Saat itu, kebetulan ibu Rusyatimah sedang membuat batik pesanan dari bupati. Wah, berarti kualitasnya dijamin oke! Ketika saya memasuki bagian belakang, nampak banyak batik dengan berbagai motif. Di sana tertulis Batik Putri Pendwo. Tak hanya itu, ada juga loh baju batik yang dipajang. Menurut saya motifnya bagus dan terkesan modern. Untuk milenial cocok nih. Kamu tinggal pilih mau beli batik yang mana.

Batik Putri Pendowo

Ternyata produk craft yang dipamerkan tidak hanya di sana saja. Bisa dibilang bahwa bagian depan ini adalah sampel dari berbagai produk UKM yang ada di dalam ruangan. Saat saya masuk ke dalam, tampak stand pameran yang berjejer rapi di bagian kiri dan kanan. Sedangkan di ujung terdapat panggung dan kursi-kursi.

Sekilas, nampak ada yang menarik perhatian ketika saya memandang ruangan itu. Ada kerajinan tangan berupa bunga-bunga di stand bagian kiri. Produk itu sangat unik. Bentuknya pun beragam. Ada yang potnya berbentuk sepeda roda tiga, mobil, serta pot pada umumnya. Tak hanya itu, ada juga hiasan kepala yang juga berbunga-bunga.

Hiasan bunga dari daur ulang plastik kresek

Kamu tahu? Ternyata bunga-bunga itu dibuat dari daur ulang plastik kresek! Wow! Ternyata ada juga produk seperti yang saya bayangkan dari rumah. Saya sangat penasaran dengan cara membuatnya. Sayang, saat itu di sana sedang tak ada penjaga standnya, jadi saya belum bisa bertanya lebih lanjut.

Saya sama sekali tak membayangkan kalau bahannya adalah plastik kresek. Awalnya saya pikir kertas, ternyata bukan. Produk ini bisa digunakan sebagai hiasan di rumah atau untuk properti foto. Harganya sesuai dengan barangnya yang cantik dan lucu ini, loh! Jadi, dijamin kamu tak akan rugi.

Produk dari Alee Bag

Saya beralih ke stand lainnya, yakni stand Alee Bag yang dijaga ibu Kartika. Beberapa produk yang dihasilkan beliau berbahan kain goni. Ada tempat pensil, tas, dan tempat tisu. Sedangkan produk beliau yang lain adalah tas bermotif batik. Buat kamu yang ingin tahu lebih banyak, bisa datang ke showroomnya di jalan Sultan Agung, dekat Sate Pak Pong.

Produk ecoprint dari Mulfa Collection

Ada juga produk hasil ecoprint dari Mulfa Collection. Sudah tahu kan kalau ecoprint adalah salah satu teknik membuat motif pada kain menggunakan dedaunan? Nah, di Mulfa Collection, teknik ini diaplikasikan pada dress, kaos, dan kain. Hasilnya tampak sangat artistik dan keren.

Produk rajut dari Lia Rajut Jogja

Masih ada lagi nih yang menurut saya menarik. Stand ini letaknya di sebelah kanan, yakni produk hasil rajut. Nah, ini adalah display produk dari Lia Rajut Jogja. Di sini ditampilkan sepatu rajut, tas rajut, taplak rajut, bunga rajut, dan lainnya. Hasil rajutannya rapi dan bagus, loh. Kreatif sekali deh!

Menuju bagian belakang, ada display baju batik yang dipasang di manekin. Model bajunya kekinian loh. Pun motifnya. Nah, baju yang seperti ini nih bisa menjadi alternatif anak muda yang ingin tampil kece, tapi tetap melestarikan budaya lokal.

Produk fashion dari batik

Bagaimana, sudah tahu kan bila produk craft dan fashion hasil dari UKM di kabupaten Bantul ini sangat beragam, unik, kreatif, dan inovatif? Bila terus dibina, difasilitasi, serta dibantu pemasarannya dengan baik, tentu produk-produk itu akan memiliki banyak peminat. Pameran ini menunjukan bahwa tak hanya SMK saja yang bisa, UKM juga bisa! Tak hanya itu, produk-produk yang dijual pun sangat inovatif dan kualitasnya bagus. Wajar bila sekarang UKM sudah naik kelas!

Sedikit saran untuk penyelenggara, sebaiknya dipastikan bahwa di setiap stand ada yang menjaganya. Saat saya ke sana kemarin, ada beberapa stand yang tidak ada penjaganya. Saya menyarankan ini, agar para pengunjung yang ingin tahu, bisa bertanya tentang produk yang dipajang. Selain itu, diharapkan makin banyak orang yang tahu tentang produk-produk itu. Tak menutup kemungkinan juga bila pengunjung juga ingin membeli produk tersebut.

Kamu sudah ke sini belum?

Setelah lelah berkeliling dan merasa haus serta lapar, saya keluar mencari camilan. Di halaman, ada berbagai pilihan makanan dari yang ringan sampai yang berat. Saya menuju stand yang menjual minuman unik, yakni Dawet Daun Pisang. Bagaimana rasanya? Enak, seger, dan manis. Saya juga sempat berbincang dengan penjualnya yang ternyata sudah menjadi pembicara di berbagai tempat, loh. Keren, kan?

Selain dawet, saya juga membeli beberapa camilan untuk oleh-oleh. Produk yang ada di sana seluruhnya sangat unik dan dibuat dari bahan-bahan lokal yang sering ditemui. Yang berbeda adalah cara mengolahnya sehingga membuat produk tersebut istimewa. Rasanya, sangat lezat dan nikmat.

Buat kamu yang ingin melihat lebih dekat produk dari pelaku UKM di Bantul ini, jangan lupa untuk datang ke Piramid di jalan Parangtritis. Ini hari terakhir, loh. Jangan lupa juga untuk borong produknya. Saya yakin, produk-produk ini mampu bersaing dengan produk lainnya di luar sana. Terima kasih sudah membaca!

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: