Tantangan Mengajar Anak Membaca

Tantangan Mengajar Anak Membaca

“Aku nggak mau sekolah!”

Pernahkah kamu melihat anak kecil yang mogok sekolah? Kalau ada, apakah alasannya tidak mau sekolah?

Saya memiliki sepupu yang masih duduk di bangku SD. Namanya Fara. Lucunya, saat masih TK, anak itu pernah mengalami fase mogok sekolah. Dia tidak mau sekolah karena belum bisa menulis. Bocah itu merasa dimarahi gurunya karena belum lancar menulis. Padahal gurunya tidak berniat untuk memarahinya. Hanya saja, anak itu salah mengartikannya.

Dia jadi takut dan tidak mau sekolah. Dia hanya mau sekolah pada hari Jumat dan Sabtu, karena pada dua hari itu tidak ada les membaca dan menulis. Mamanya Fara sampai stress menghadapi tingkah putri tunggalnya. Akhirnya, saya diminta bulik saya itu untuk mengajari Fara agar dia bisa menulis dan jadi lebih percaya diri dan berani untuk sekolah.

Mengajar Baca Anak TK

Saya sempat mengajari Fara membaca selama beberapa bulan. Ternyata, mengajar anak TK memiliki tingkat kesulitan yang tidak beda jauh dengan anak SD. Saya harus banyak-banyak menggunakan media untuk mengajar.

Namun pada hari pertama mengajar, saya belum persiapan sama sekali. Saya pikir hari pertama adalah untuk mengetahui cara belajar anak dahulu. Setelah itu, saya bisa tahu bagaimana metode mengajar yang tepat.

Tidak hanya itu, saya juga harus menyiapkan sabar seluas samudera. Saya paham, mengajar anak kecil itu butuh stok sabar yang ekstra. Anak kecil suka sekali lari-lari dan tidak mau duduk diam mendengarkan gurunya.

Saat mengajari Fara, saya memakai kartu-kartu huruf yang dibuat dari kertas asturo. Kartu itu cukup membantu. Selain kartu, saya menggunakan majalah, buku cerita, dan buku bergambar lainnya. Di sela belajar, saya juga mengajaknya menyanyi, menggambar, dan mewarnai. Itu cukup membuatnya tertarik untuk belajar.

Saya lebih menekankan bahwa dia harus senang belajar dulu. Jangan sampai ia belajar dengan penuh tekanan. Saya tidak mau dia takut dan mengorelasikan belajar dengan sesuatu yang menakutkan. Bila anak sudah suka belajar, ke depannya tentu akan lebih mudah untuk membimbingnya.

Bermain sambil Belajar

Fara sangat aktif dan agak sulit fokus. Awalnya saya bingung bagaimana menangani dia. Tapi kemudian saya menerapkan 10 menit belajar dan 5 menit istirahat. Tentu saya tidak menghitung menit dengan cermat. Saya hanya meggunakan ilmu kira-kira saja. Kalau Fara sudah tidak fokus, saya langsung ajak dia nyanyi, menggambar, atau bercerita hal-hal yang tidak penting.

Cara saya mengajari Fara ini sempat dipertanyakan bulik. Beliau bilang bahwa harusnya saya fokus mengajari Fara nulis. Kemudian saya sampaikan kalau Fara ini sulit fokus dan kurang tertarik untuk belajar. Saya tidak bisa memaksa anak itu untuk duduk diam selama 1 – 1,5 jam untuk belajar. Dia bisa stress dan akan menganggap belajar adalah kegiatan yang membosankan. Saya tidak mau itu terjadi. Belajar itu menyengangkan! Itu yang harus ditanamkan dulu pada anak.

Perbedaan Mengajar

Saya menemukan perbedaan metode mengajar membaca zaman old dan zaman now. Saat saya meminta Fara menulis huruf ‘Be’, dia bingung. Dia tidak tahu apa itu Be, Ce, De, Em, En, dan seterusnya. Di sekolah ternyata ia diajari dengan Ba, Ca, Ma, Na, Pa, dan seterusnya. Saya pikir ini sangat aneh, karena anak justru tidak diajari konsep huruf yang benar terlebih dahulu. Apakah memang itu efektif?

Saya lalu melihat buku pegangannya saat sekolah. Disana dituliskan banyak sekali kata yang tulisannya rengket-rengket dan nggak ada gambar. Gambar hanya ada di cover. Saya baru tahu ternyata buku pelajaran anak TK zaman now sebegini tidak menariknya. Hanya ada satu LKS bergambar yang masih bersih. Nah, LKS itu mirip dengan yang saya pakai saat masih TK dulu.

Mungkin saya yang memang kurang paham dengan cara mengajar anak TK. Mungkin juga metode mengajar seperti sekarang sudah terbukti ampuh membuat anak lancar membaca dengan cepat. Metode mengajar membaca yang digunakan adalah langsung pada pemengalan kata per suku kata. Misalnya: ba-ca, ba-bi, dan seterusnya. Tapi menurut bulik saya, metode belajar membaca seperti ini bisa membuat anak cepat bisa membaca. Buktinya memang banyak teman Fara yang sudah lancar membaca.

Saya tidak tahu efektifitas menggunakan metode baru yang diajarkan di sekolah zaman sekarang. Tapi menurut saya, untuk belajar suatu hal, harus dimulai dari dasar. Anak harus diberi dasar yang kuat agar dapat memecahkan berbagai macam masalah belajar. Contohnya, membaca dan menulis, dasarnya adalah mengenal konsep huruf dulu.

Pesan untuk Guru

Untuk para guru dan calon guru yang membaca tulisan ini, saya berharap sekali jangan sampai menenggelamkan rasa percaya diri dan berani anak dengan ucapan bernada ‘marah’ dan ‘meremehkan’. Semua anak itu sama. Mereka tidak suka dimarahi, diremehkan, dan dibanding-bandingkan. Ketika sekali mereka dimarahi, itu akan membuat mereka takut untuk mencoba lagi. Parahnya bisa sampai seperti sepupu saya itu.

Untuk Orang Tua

Untuk semua orang tua di luar sana, jangan menuntut terlalu banyak pada anak. Saya paham bahwa setiap ayah ibu memiliki harapan lebih pada putranya. Namun, ekspektasi itu hendaknya dibarengi dengan pemahaman bahwa setiap anak memiliki kemampuan berbeda-beda. Jangan samakan mereka. Kalau satu anak sudah bisa baca, sedangkan yang lain belum, jangan terus menuntut anak harus bisa baca. Apalagi anak yang masih TK.

Saya pernah bertanya tentang metode mengajar membaca anak TK pada salah satu teman yang kuliah di jurusan PAUD. Dia bilang, pembelajaran di TK seharusnya hanya seputar bermain. Bermain permainan edukatif tentu saja. Secara teori, membaca dan menulis harusnya tidak diajarkan di TK tapi di SD. Namun, sekarang banyak SD yang mewajibkan anak harus bisa membaca untuk masuk SD. Nah loh, pusing deh. Tulisan tentang kontradiksi ini akan saya ulas di satu postingan tersendiri.

Kesimpulan

Mengajari anak TK berbeda dengan mengajar anak SD kelas tinggi. Satu kuncinya adalah harus banyak-banyak mainnya dan jangan sepaneng. Jangan lupa untuk menggunakan metode mengajar yang menarik. Mengajari anak TK jangan ngebut. Pelan-pelan saja, seperti lagunya Kotak.

5 comments found

  1. hmm… kalau saya tidak pernah mengajarkan anak ketika TK untuk bisa membaca sama sekali. coz I think is not they world. tetap semangat kak, keep writing

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: